Kuliner

Semanggi di Antara Perkembangan Zaman dan Mimpi Buruknya

394
×

Semanggi di Antara Perkembangan Zaman dan Mimpi Buruknya

Sebarkan artikel ini
Semanggi
Penjual Semanggi Suroboyo

Dalam buku berjudul ”Asal-usul Tempat-tempat di Djakarta Tempo Doeloe” yang ditulis Zaenuddin HM mengatakan awalnya kawasan Semanggi merupakan rawa-rawa yang banyak ditumbuhi tanaman semanggi. Ia menerangkan, tanaman Semanggi merupakan salah satu jenis tanaman paku air dengan nama latin salviniales yang terdiri dari empat lembar helai daun yang menyatu pada pangkal tangkainya.

Pada 1961, saat Presiden Soekarno masih memimpin, pembangunan Jembatan Semanggi diusulkan oleh menteri pekerjaan umum kala itu, Ir Soetami. Proyek itu diusulkan untuk mengatasi kemacetan yang mungkin timbul akibat laga akbar Asian Games tahun 1962 yang akan digelar di Jakarta.

Scroll untuk melihat berita

Ide Soetami disetujui  Presiden Indonesia Ir Soekarno. Meski didukung Presiden, rencana pembangunan jembatan tersebut dikecam masyarakat karena dianggap sebagai proyek yang tak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat dan cenderung sebagai pemborosan anggaran negara. Apalagi pada saat itu pemerintah juga tengah membangun icon Jakarta lainnya yaitu Tugu Monas, Hotel Sarinah, dan Gelora Bung Karno di Senayan.

Meski mendapat kecaman, pembangunan jembatan tetap berlangsung. Tahun 1962 jembatan terbangun. Lahan yang awalnya berupa rawa-rawa disulap menjadi jalan besar yang menghubungkan sejumlah wilayah di Ibu Kota.

Nama Jembatan Semanggi diusulkan oleh Soekarno, Zaenuddin dalam bukunya mengungkapkan alasan Soekarno memilih nama tersebut. “Menurut Bung Karno, susunan daun Semanggi bisa melambangkan persatuan bangsa ini. Dengan bersatu kita akan menjadi kuat, demikian pula Jembatan Semanggi itu menyatukan berbagai wilayah di Ibukota sekaligus berarti mempersatukan segenap bangsa ini,” tulis  Zaenuddin.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *