Kuliner

Semanggi di Antara Perkembangan Zaman dan Mimpi Buruknya

389
×

Semanggi di Antara Perkembangan Zaman dan Mimpi Buruknya

Sebarkan artikel ini
Semanggi
Penjual Semanggi Suroboyo

BERITABANGSA.ID – SURABAYA – ‘Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo dimakan enak sekali, sayur semanggi kerupuk puli bung mari.”

Gubahan lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi Keroncong, S Padimin pada medio 50 an dengan niat ingin menggambarkan makanan yang berasal dari Surabaya itu.

Scroll untuk melihat berita

Kudapan yang dihidangkan dengan selembar daun pisang itu dulunya dijajakan penjual dengan berkeliling di pusat kota dengan menggendong Rinjing, semacam wadah yang terbuat dari anyaman bambu.

Penampakannya mirip pecel, hanya saja sayuran utamanya menggunakan daun Semanggi dengan ditemani rebusan kecambah panjang yang kemudian disirami bumbu dengan bahan dasar ubi jalar.

“Dulunya banyak yang jual Semanggi, barengan saya itu ada banyak dari Kampung Semanggi, Benowo. Tapi sekarang sudah jarang yang jual. Sudah hampir punah,” jelas Tutik yang menggelar lapak Semangginya di kawasan Deltasari, Sidoarjo. Sekira 24 kilometer perjalanan ditempuh oleh Wanita paruh baya itu.

Lapaknya tak begitu ramai dikunjungi pembeli. Tak seperti cerita yang digaungkan kala Bung Karno memborong habis dagangan Mbah Sari di tahun 60 an dari Pasar Pandegiling menuju Gedung Grahadi.

Persoalan yang melanda hingga kini, Tutik menyebut sudah banyaknya perumahan yang dibangun di area tempat dirinya tinggal. Selain itu juga pemasaran dan beberapa hal lain yang ia nilai menghambat langkah Pecel Semanggi tetap lestari. Dan konon hanya di beberapa desa tertentu yang ditumbuhi tanaman Semanggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *