Opini

NU Tulen

332
×

NU Tulen

Sebarkan artikel ini
Mohammad Eksan
Moch Eksan, pendiri Eksan Institute

Kedua, sikap Tasamuh. Sikap ini merupakan sikap toleran terhadap peradaban pandangan baik dalam masalah keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah; serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

Ketiga, sikap Tawazun. Sikap ini merupakan sikap seimbang dalam berkhidmat. Menyerasikan khidmat kepada Allah, khidmat kepada sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

Scroll untuk melihat berita

Keempat, sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Sikap ini merupakan sikap selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai- nilai kehidupan.

Istilah “NU Tulen” sebenarnya kalimat protes terhadap kecenderungan para elite NU yang menaturalisasi calon pemimpin demi meraih basis massa keagamaan terbesar di dunia ini. Kalimat ini juga kalimat perlawanan terhadap dominasi dan hegemoni kelompok politisi dan ekonomi oligark.

Selain, istilah “NU Tulen” adalah kalimat doa yang menginginkan kedigdayaan dan kebesaran para tokoh NU yang berhasil menaklukkan rimba rawa politik Indonesia. Dengan basis massa yang kuat, kekayaan intelektual dan spiritual yang kaya, para tokoh NU harus percaya diri bisa menjadi arus utama kekuatan politik nasional dalam partai, negara dan masyarakat.

Gus Yahya selalu di berbagai kesempatan mengatakan bahwa jumlah warga NU sekitar 150 juta lebih. Mereka umat Islam yang menyatakan berafiliasi dengan NU. Sayangnya, basis kultural ini belum bisa terkonversi pada basis elektoral yang solid. Mereka sulit dipersatukan oleh agenda setting untuk menang Pilpres atau pun Pilkada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *