Politik

Puluhan Massa Gelar Aksi, Tagih Janji Politik Bupati Jember saat Pilkada 2020

370
×

Puluhan Massa Gelar Aksi, Tagih Janji Politik Bupati Jember saat Pilkada 2020

Sebarkan artikel ini
Bupati Hendy
Dwiagus Budianto dan Kustiono Musri berdiri di atas mobil bak terbuka, berorasi menyampaikan kritik 2 tahun kepemimpinan Hendy Siswanto sebagai Bupati Jember

Kustiono juga menyampaikan, setelah 2 tahun memimpin, prestasi Hendy Siswanto sebagai Bupati Jember patut dipertanyakan.

Hal itu karena persoalan pokok di Jember masih belum teratasi, mulai dari stunting yang masih tinggi, penggelapan pajak yang kerapkali dilakukan oknum perangkat desa seperti di Desa Wringin Agung dan Klatakan, dan persoalan pelik lainnya yang tak pernah kelar.

Scroll untuk melihat berita

Data Kementerian Kesehatan dari Survei Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menyebutkan, Kabupaten Jember menempati urutan pertama se-Jatim dalam prevalensi balita stunting, yakni 34,9 persen.

Data itu menandakan bahwa kinerja Hendy Siswanto selama menjabat belum menyentuh bahkan dianggap tidak mampu menekan angka stunting.

Belum lagi, hingga saat ini Jember masih menjadi Kabupaten termiskin kedua se-Jawa Timur.

Sebagaimana data dari BPS, tercatat sebanyak 257 ribu penduduk di Kabupaten Jember tergolong miskin.

“Dulu saat kampanye, Hendy masang baliho data BPS yang menyatakan Jember termiskin se-Jatim. Kami jadi menaruh harapan Hendy Siswanto bisa mengentaskan kemiskinan. Tapi nyatanya, sampai sekarang Jember masih jadi termiskin se-Jatim,” ungkap Kustiono.

Sementara itu, peserta aksi lainnya, Dwiagus Budianto yang juga Pembina Persatuan Buruh Muda Bersatu (PBMB), menyampaikan kritik kepada Hendy Siswanto.

Dwiagus menyampaikan puluhan buruh pabrik tripleks PT Muroco di Arjasa menjerit lantaran berbulan-bulan tak digaji, THR juga tak diberikan, hingga uang pesangon juga tak pernah mereka rasakan.

Mirisnya, mereka telah bolak-balik mengadu ke Disnaker Jember, sayangnya tidak membuahkan hasil.

Hal itu membuat masyarakat menilai bahwa penguasa tak mampu menegur apalagi menjatuhkan sanksi kepada PT Muroco yang menunaikan kewajibannya kepada karyawan sesuai peraturan yang berlaku.

“Kami minta kepada Bupati agar memperhatikan nasib buruh. Mereka bekerja setiap hari dari pagi sampai malam, tapi hak mereka gak diberikan. Gak dapat THR dan pesangon. Ke mana Bupati Hendy yang katanya peduli rakyat kecil?” ujar Pembina Persatuan Buruh Muda Bersatu (PBMB), Dwiagus Budianto, yang turut hadir menyuarakan aspirasi dalam Aksi 272.

Peristiwa yang terjadi di PT Muroco turut melengkapi silang sengkarut buruh dan perusahaan yang dulu juga pernah terjadi di Kebun PDP Kahyangan dan perusahaan retail di Kabupaten Jember.

“Kami datang menagih janji Bupati Hendy. Ini sudah 2 tahun mimpin Jember, tapi gak ada prestasinya yang bisa dibanggakan,” ujar Dwiagus.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *