Seni Budaya

Kolaborasi Aktivis HAM Swedia dengan Seni Wayang Topeng Jati Duwur

247
×

Kolaborasi Aktivis HAM Swedia dengan Seni Wayang Topeng Jati Duwur

Sebarkan artikel ini
Seniman Swedia

Sementara itu, tokoh pemuda Jati Duwur, Isma Hakim Rahmat, mengatakan momentum kali ini sangat tepat untuk saling mendukung menjalankan misi kemanusiaan dan budaya.

“Salam kita ke anak-anak Sahara Barat, kami mendukung kemerdekaan Sahara Barat,” ujar Cakisma.

Scroll untuk melihat berita

Topeng Jati Duwur Reborn

Kata Cakisma, seni wayang topeng Jati Duwur, krisis sumberdaya pemain. Namun kali ini, berkat kekompakan pemuda desa yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Kreatif Peduli Desa (Kopped), seperti terlahir kembali.

“Alhamdulillah, untuk generasi penerus Topeng Jati Duwur sudah siap, dan seperti terlahir kembali,” ujar Cakisma.

Diakui bahwa selama satu dekade ini, pelaku seni dan wayang Topeng Jati Duwur ditinggal generasi. Ada yang keluar desa karena seni wayang tak menjanjikan secara ekonomi, kurangnya perhatian pemerintah daerah, hingga karena banyaknya pemain wayang yang meninggal dunia.

“Sepuluh tahun terakhir memang pemain utama tinggal satu yang masih hidup, penabuh kendang,” ujarnya lagi.

Tapi kini mulai dari penari, pemain, pengrawit hingga dalang sudah ada penerusnya dari putra daerah sendiri.

“Kita sengaja bawa Benjamin dan Sanna, untuk ikut mempromosikan seni budaya ini, ke Eropa. Kita sudah berani promosi karena kita sudah terlahir kembali,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *