Politik

Dapat Keluhan Sepi Pembeli, Bacaleg ini Edukasi Pedagang Pasar Manfaatkan Teknologi

46
×

Dapat Keluhan Sepi Pembeli, Bacaleg ini Edukasi Pedagang Pasar Manfaatkan Teknologi

Sebarkan artikel ini
Bacaleg
Andri Chrystanto (ACT) saat mengunjungi salah satu pasar tradisional yang ada di Sidoarjo

BERITABANGSA.ID – SIDOARJO- Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) Partai Gerindra Andri Chrystanto (ACT) memberikan edukasi kepada pedagang pasar tradisional agar dapat memanfaatkan teknologi untuk lebih berkreasi dalam pemasaran produk.

Langkah tersebut dia lakukan setelah beberapa kali meninjau pasar tradisional secara langsung bersama founder BHS peduli Bambang Haryo Soekartono.

Scroll untuk melihat berita

Andri mengaku kerap mendengar keluhan terkait menurunnya daya beli di pasar tradisional.

ACT sapaan akrab Andri Chrystanto mengatakan, memanfaatkan teknologi dalam memasarkan dagangan di tengah kemajuan teknologi menjadi penting. Agar pedagang tidak hanya bisa memasarkan produknya di pasar tradisional, tetapi juga di pasar digital.

“Sangat perlu adanya edukasi dari pemerintah mencari jalan keluar membantu pedagang di pasar ini bagaimana mengkreasikan pemasaran mereka, jangan sampai pasar tradisional ini tergilas oleh zaman. Apalagi ratusan atau mungkin ribuan UMKM tumbuh dari pasar tradisional,” kata ACT loyalis BHS itu.

Bacaleg yang juga manager perusahaan itu menambahkan adanya persaingan dagang antara pasar tradisional dan pasar digital saat ini harus diatur dalam regulasi.

Dalam hal ini menurutnya para pedagang tradisional sebaiknya melahirkan inovasi lebih pada fenomena yang terjadi agar pedagang pasar tradisional yang mulai sepi pembeli karena gempuran perdagangan di pasar digital.

Di sisi lain, lanjut ACT, dia menyebut ada banyak cara lain untuk menarik konsumen agar mau terus belanja ke pasar tradisional.

Salah satunya tidak mengasingkan diri dari saluran digital, karena tak menutup kemungkinan banyak konsumen yang hidup digitalisasi dan terpapar iklan.

“Cara pemasaran tidak hanya digitalisasi, tapi bagaimana cara kita kreatif menarik konsumen. Contoh, seperti memberikan pelayanan ekstra, seorang konsumen membeli barang secara offline cukup hanya dengan menelepon, lalu barang diantar dengan layanan gratis ongkir. Itu merupakan cara yang inovatif bagi seorang pedagang,” jelasnya.

ACT berharap, selain kepedulian dari pemerintah, pihak pedagang maupun himpunan pedagang pasar juga melek diri dari teknologi serta memaksimalkan potensi yang dimiliki agar barang dagangannya semakin dikenal dan laris di pasaran.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *