Ekonomi Dan Bisnis

Petani di Jombang Ini Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Pala

114
×

Petani di Jombang Ini Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Pala

Sebarkan artikel ini
Buah pala
Tampak Wartoyo, pembudidaya buah pala di lereng gunung anjasmoro. Foto : Faiz

BERITABANGSA.ID – JOMBANG – Wilayah Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang juga dikenal sebagai daerah penghasil komoditas pertanian unggulan. Selain kopi dan durian, banyak komoditas pertanian lain yang dikembangkan. Salah satunya buah pala.

Salah satu petani yang sukses membudidayakan tanaman pala di Wonosalam, yakni Wartoyo (61), pria asal Dusun Anjasmoro, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam memiliki sedikitnya 250 pohon buah pala, bahasa latinnya myristica fragrans, di tanam di kebunnya.

Scroll untuk melihat berita

”Saya mulai membudidayakan buah pala sejak 1993,” kata Wartoyo, di kebunnya, Minggu (3/9/2023) siang.

Mulanya, ia hanya menanam beberapa pohon di kebun. Seiring perjalanan waktu, ia terus mengembangkan tanaman pala.

Hingga sekarang, Wartoyo memiliki ratusan pohon yang tersebar di lahan seluas 2 haktare. ”Kini sudah ada sekitar 250 pohon,” imbuhnya.

Dari jumlah itu, hanya sekitar 50 pohon yang produktif. ”Tanaman buah pala adalah jenis tanaman rempah yang mudah hidup sehingga dapat kita tanam dengan model tumpang sari,” ujar dia.

Tanaman pala yang ditanam Wartoyo, paling tua berusia sekitar 30 tahun. Tinggi pohonnya sekitar 15 meter dan buahnya tumbuh lebat. Buah pala juga tidak mengenal musim.

Artinya, sepanjang tanaman dirawat dengan baik dan benar maka akan berbuah sepanjang tahun.

”Perawatan cukup mudah. Untuk penyiraman kita siram seperlunya, sedangkan pemupukan kita berikan dengan pupuk kompos,’’ tambahnya.

Dalam sekali panen, Wartoyo bisa mendapatkan hasil mencapai 1 kuintal buah pala basah. Sebelum dijual buah pala terlebih dulu dikupas dan dipisah dari kulit luar, kulit merah, dan bijinya.

Sebab, mulai biji hingga kulitnya memiliki nilai jual tinggi. ”Ya, semuanya laku dijual,’’ terangnya.

Harga kulit luar dibanderol Rp 5.000 per kilogram (kg) dari petani, untuk kulit merah bagian dalam harganya lebih mahal mulai Rp 150 ribu- Rp 170 ribu per kg.

Sedangkan untuk biji pala Rp 45 ribu per kg dengan kondisi kering. ”Setiap bulan bisa panen, alhamdulillah jika hasilnya banyak omzet bisa sampai Rp 3-4 juta,’’ papar dia.

Buah pala memang tidak bisa dimakan secara langsung. Buah ini, harus diolah dulu sebelum dikonsumsi. Kulit luar bisa dijadikan bahan manisan. Dan biji serta isi dan kulit merah bisa dijadikan jamu dan bumbu masakan.

Dijelaskan, buah pala memiliki sejuta manfaat untuk kesehatan. Selain untuk manisan, buah pala yang telah diolah bisa berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan jantung, mengontrol kadar gula darah.

“Banyak manfaatnya, makanya ini dijual untuk diolah ke pabrik,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *