Humanity

Sopir Buta Asal Jombang Ini Puluhan Tahun Hidup Sebatang Kara

95
×

Sopir Buta Asal Jombang Ini Puluhan Tahun Hidup Sebatang Kara

Sebarkan artikel ini
Khoirul Asnan, sopir yang mengalami kebutaan dan hidup sebatang kara tanpa bantuan di Jombang. Foto : Faiz

Dicerai Istri

Khoirul selama ini ditemani seorang istri sejak 2012. Setahun menikah, dia dikaruniai anak. Kini sudah kelas 7, SMP.

Scroll untuk melihat berita

Setelah menderita kebutaan. Genap setahun dia diceraikan istrinya yang juga waega Jombang ini.

“Anak ikut mantan istri. Pada 2016 waktu itu cerai. Sejak itu saya sendirian,” kata Khoirul.

Kondisi itu mau tidak mau diterima. Dia menjalani dengan ikhlas kendati sebatang kara.

“Masih ada kakak dan adik, kalau mau makan. Ya itu kalau ada rezeki dianterin makan, kalau tidak ada ya tidak makan,” paparnya.

Di rumah sederhana itu terlihat kumuh dan suwung. Di ruang tamunya, hanya tersedia kursi dan kipas angin.

Dia pun tak risih meski rumah berdempet dengan kandang. Sampai kini dia masih berharap kesembuhan. Sementara biaya sudah tidak ada lagi. Bantuan pemerintah pun, hampir tak pernah ada.

Warga Dusun/Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang ini tak sekali pun dapat bantuan dari pemerintah.

“Tidak pernah sama sekali Mas. Sudah mengajukan tapi gak ada. Mau tanya dikira maksa. Periksa gak ada biaya. Makan saja minta,” tandasnya.

Di seberang jauh rumahnya, Sri Ainun (45) kakak kandung Khoirul, membenarkan tidak pernah mendapat bantuan.

Dia pun bertanya kenapa di sebelahnya semua dapat bantuan, adiknya tidak. Sejak pandemi sampai sekarang belum pernah dapat.

Proses Administrasi Jadi Kendala

Secara terpisah, Kepala Desa Menganto Yunus Ardiansyah membenarkan Khoirul, warganya yang layak dapat bantuan. Bahkan sudah 10 tahun buta hidup sendiri.

Soal bantuan, kata Yunus terkendala admistrasi, sehingga tidak terdaftar dalam program perlindungan sosial dari pemerintah.

Sebenarnya sudah dinyatakan sudah laik mendapatkan bantuan berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Namun diterima mantan istrinya. KK nya sendiri masih tercatat jadi satu dengan istrinya.

Mendengar derita Khoirul, Yunus memastikan tetap memberikan evaluasi sebagai data penerima program perlindungan sosial di 2022.

“Benar itu warga kami, sudah kami usulkan ke Dinsos dan Kemensos, semoga tahun depan sudah terkafer,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *