Humanity

Ironis! Balita di Kabupaten Blitar Tertular HIV/AIDS

52
×

Ironis! Balita di Kabupaten Blitar Tertular HIV/AIDS

Sebarkan artikel ini
Kadinkes Blitar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Christine Indrawaty

BERITABANGSA.COM-BLITAR- Sungguh ironis, balita yang seharusnya lahir dan tumbuh berkembang tanpa harus mengidap penyakit turunan, malah harus menanggung akibat dari kebiasaan buruk orang tuanya, seperti HIV/AIDS.

Menurut informasi yang terhimpun, ada dua balita menderita penyakit HIV/AIDS di kabupaten Blitar. Bahkan tak hanya itu, penularan HIV/AIDS masih terbilang sangat mengkhawatirkan.

Scroll untuk melihat berita

HIV/AIDS ternyata tak hanya menyerang orang dewasa atau usia produktif, malah penyakit tersebut sudah menyasar pada balita.

Menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, ada dua kasus baru yang menginfeksi balita.

Kasus tersebut terdeteksi dari seorang ibu yang sebelumnya memang sudah berstatus Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).

Kepala Dinkes Kabupaten Blitar Christine Indrawaty mengatakan, 90% kasus balita yang terinfeksi HIV) AIDS karena tertular dari ibunya yang disebabkan kebiasaan sang suami melakukan seks bebas tanpa sepengetahuan istri.

Sementara 10 persen lainnya disebabkan faktor ibu yang melakukan seks bebas dan menyalahgunakan narkoba.

“Temuan baru kami tahun 2022 ini, dua balita ini tertular dari ibunya. Ibunya tertular suaminya yang sudah meninggal karena positif HIV/AIDS juga,” jelasnya. Selasa (14/9/2022).

“Sayangnya, ibu hamil ini tidak melakukan pemeriksaan sejak awal, sehingga tidak menerima edukasi yang benar dalam penanganan ODHA,” imbuhnya.

Christine menambahkan bahwa ibu hamil yang termasuk ODHA sejak awal pemeriksaan kandungan mendapat penanganan khusus dari petugas kesehatan yang selalu memantau kondisi mereka.

Hal itu dilakukan agar supaya tidak menularkan penyakitnya kepada janin yang dikandung serta ke orang di lingkungannya.

“Untuk bumil ODHA memang kami usahakan melahirkan melalui operasi caesar karena risiko tertularnya minim. Sebab, jika melahirkan normal, adanya sobekan jalan keluar janin itu menjadi media penularan kepada bayi yang dilahirkan,” terangnya.

Christine menambahkan bahwa efek atas perkembangan dan pertumbuhan anak yang bertahan hidup dengan penyakit itu besar.

Beberapa tahun lalu, dirinya pernah menemukan adanya kasus diskriminasi oleh lingkungan sekitar yang membuat anak tidak mendapatkan pendidikan layak.

“Dan yang membuat sedih, pernah salah satu anak diminta pindah sekolah karena ketahuan mengidap HIV/AIDS. Kami tidak ingin kasus serupa terulang,” tandasnya.

“Kami imbau, ibu yang sedang hamil harus rutin memeriksakan kondisi kesehatan agar mendapat penanganan khusus dari petugas kesehatan,” tambahnya.

Sebagai informasi, selain dua balita ada 51 kasus HIV/AIDS baru di Kabupaten Blitar. Tiga di antaranya dilaporkan telah meninggal dunia di usia muda. Sementara rincian penderita HIV/AIDS baru itu terdiri dari 22 kasus di usia 19-22 tahun, 19 kasus di usia 35 sampai 44 tahun.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *