Seni Budaya

DPRD Kota Malang Nanggap Wayang Kulit, Pemainnya Bocil-bocil

77
×

DPRD Kota Malang Nanggap Wayang Kulit, Pemainnya Bocil-bocil

Sebarkan artikel ini
Wayang kulit
Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mengangkat gunungan wayang kulit bersama Direktur Utama Perumda Tugu Tirta M Nor Muhlas

BERITABANGSA.ID – MALANG – Kali pertama pagelaran wayang kulit digelar di DPRD Kota Malang. Uniknya, para penabuh, pemain dan dalang semuanya masih anak-anak atau bocah cilik (Bocil).

Ketua DPRD I Made Riandiana Kartika dan Dirut Perumda Tugu Tirta M Nor Muhlas, terpukau dengan kepiawaian pemain anak-anak, Sabtu (2/9/2023) malam.

Scroll untuk melihat berita

Made mengaku bangga karena dalang dan para penabuh gamelan masih muda, yang masih duduk di bangku SMP.

“Saya senang melihat penabuh gamelan, dalang dan penari remo, bisa melestarikan budayanya,” kata Ketua DPRD Kota Malang ini.

Ke depan, dia berharap semakin banyak instansi-instansi Pemkot Malang nanggap wayang kulit ini.

“Dimulai dari gedung DPRD Kota Malang ini, saya berharap bisa berkembang,” harap Made.

Mengingat dalang dan penabuh dari kalangan anak-anak muda maka durasi pertunjukannya tidak semalam suntuk.

“Walaupun wayang kulit ini durasinya pendek, namun yang terpenting pesan moral bisa tersampaikan. Jadi selama 4 tahun kami memimpin di gedung dewan ini, baru kali ada pagelaran wayang kulit,” kata Ketua DPC PDIP Kota Malang ini.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, M Nor Muhlas, mengapresiasi pagelaran wayang kulit di gedung DPRD yang mencerminkan kebudayaan nusantara diakomodir oleh pimpinan DPRD Kota.

“Kami sangat mengapresiasi pagelaran wayang kulit di mana kegiatannya mencerminkan budaya Nusantara ini diakomodir, sehingga bisa melihat kegiatan di rumah rakyat ini,” beber Muhlas.

Muhlas bangga, karena baru pertama kali pagelaran kebudayaan Nusantara dilaksanakan.

“Yang bikin saya bangga karena rumah rakyat gedung DPRD Kota Malang dijadikan tempat pagelaran wayang kulit, itu luar biasa,” tandas Muhlas.

Pihaknya adalah bagian dari Pemkot Malang, kegiatan positif pasti akan didukung.

Apalagi kebudayaan Nusantara ini masih terjaga tidak terpengaruh dengan kebudayaan moderen.

“Kita tetap paham bahwa mereka rawan terpengaruh budaya luar,” pungkas Nor Muhlas.

Ada yang unik dalam pagelaran wayang kulit di gedung DPRD Kota Malang ini, karena diisi oleh talenta muda berbakat. Meski durasi pendek, alur, isi cerita dan maknanya telah tersampaikan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *