Seni Budaya

Rayakan Ultah ke-86, GKJTU Blora Jalani Napak Tilas

98
×

Rayakan Ultah ke-86, GKJTU Blora Jalani Napak Tilas

Sebarkan artikel ini
GKJTU
Jamaat GKJTU Blora Napak Tilas Bangunan Peninggalan Belanda Sebelah Timur Gereja

BERITABANGSA.ID – BLORA – Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Blora, yang beralamatkan di Jalan dr Sutomo nomor 44, mengelar napak tilas.

Aksi ini bertujuan untuk mengenang berdirinya tempat ibadah yang sudah berusia 86 tahun.

Scroll untuk melihat berita

Napak tilas diawali ke bangunan kuno di belakang SMP Kristen Blora, Jawa Tengah, Minggu (6/8/2023).

Ketua Majelis GKJTU, Nujed Raleg Iwan, menyampaikan sebetulnya gereja ini sudah ada sejak 1989 namun baru 1986 silam didewasakan.

“Ceritanya panjang karena waktu itu perkembangan penginjilan tidak mulus seperti saat ini. Kala itu kan ada peperangan melawan penjajah. Kini kami melakukan napak tilas untuk mengenang jasa majelis terdahulu,” ujarnya

GKJTU dapat bertahan sampai saat ini juga memiliki cerita tersendiri.

Beberapa situs bersejarah banyak yang harus dipertahankan, dan tak sedikit yang telah masuk cagar budaya.

“Lonceng bikinan Belanda terbuat dari perunggu seberat 300 kilogram ini masih fungsi. Biasanya lonceng bunyi karena bandul yang gerak. Tapi di sini loncengnya gerak, bandulnya diam,” ucapnya.

Kala itu ada rumah sakit dan saat merdeka terjadi nasionalisasi.

Luas tanahnya dari DKK hingga batas belakang gedung DPRD Blora,yang kini ada untuk rumah dinas kejaksaan.

“Jamaat kita berjumlah 100 KK meliputi wilayah Blora Kota, Ngawen, Todanan dan Jepon. Gereja ini kali pertama di Blora, umat Katolik juga ikut di sini, GKI dipinjami,” tuturnya.

Sesuai ajaran kristen, umat harus taat kepada pemerintah karena tidak ada satupun pemerintah yang bukan pilihan Tuhan.

Karena itu umat Kristen selalu menyukseskan program pemerintah dan tak terkecuali Pemilu 2024, nanti.

Sementara itu, Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati akan melakukan kordinasi dengan Direktur Rumah Sakit Umum Blora untuk pengembangan rumah sakit di sekitar GKJTU ini.

“Kami akan komunikasikan, dulu sudah pernah ada pembicaraan antara direktur lama terkait lahan parkir yang di dalam,” ucapnya.

Wabup mengingatkan bahwa ada regulasi yang melarang pengelolaannya dari pihak gereja dan terkait dengan bangunan, apapun itu kita harus melestarikan sejarah. Kita tidak boleh menghilangkan sejarah, bangunan itu bernuansa arsitek Jerman.

“Sejarah itu ada pahit dan manis. Kita sebagai penerus bangsa harus tetap mempertahankan tidak boleh menghilangkan,” tegasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *