Keagamaan

Di Muktamar Internasional Fikih Peradaban, Jawa Timur akan Lahirkan Resolusi Perdamaian Dunia

142
×

Di Muktamar Internasional Fikih Peradaban, Jawa Timur akan Lahirkan Resolusi Perdamaian Dunia

Sebarkan artikel ini
Muktamar fikih
Wapres KH. Makruf Amin dan Gubernur Khofifah saat mengahadiri MUktamar Fikih di Hotel Shangrila

Lebih lanjut, dalam membangun peradaban, menurut Maruf Amin penting untuk menyadari bahwa kehadiran manusia di muka bumi adalah wakil Allah yang bertanggung jawab untuk memakmurkan bumi.

“Kemudian kita semua memegang tanggung jawab untuk saling menguatkan sesama manusia jangan saling bermusuhan juga membuat kegaduhan,” ucapnya

Scroll untuk melihat berita

Dengan perkembangan dunia yang semakin masif dan progresif, Ia mengajak para ulama untuk menjwab pandangan pada dinamika yang baru ini.

“Karena bisa jadi fikih yang sudah ada di peradaban sebelumnya sudah tidak cocok dengan peradaban saat ini. Sehingga diperlukan konstruksi fikih baru yang lebih sesuai,” kata Maruf.

Sejak awal Islam memberikan pedoman tentang hubungan antar kelompok dan bangsa yang penuh perdamaian dan keharmonisan.

Hal itu dibentuk secara nyata dengan perjanjian-perjanjian yang penuh kedamaian di bawah koordinasi Persatuan Bangsa-Bangsa.

Hanya saja perjanjian perdamaian internasional tersebut tidak sedikit yang dilanggar. Seperi perang Rusia Ukraina yang terjadi baru baru ini.

“Oleh karenanya penting PBB untuk memperkuat diri dengan memberikan kesetaraan hak antar anggota. Perlu pula diperbanyak forum-forum internasional yang memberikan pengaruh kuat terhadap PBB,” katanya.

Untuk merespon seluruh hal-hal baru dalam peradaban ini, para ulama pun sudah merumuskan metodologi ijtihad untuk memahami teks-teks Alquran dan Hadits termasuk ketika muncul permasalahan baru dan terbarukan yang sebelumnya belum ada teksnya pada Alquran.

Dengan 4 karakter berpikir NU yakni Fikrah Tawassutiyah, Fikrah Islahiyah, Fikrah Tathawwuriyaj dan Fikrah Manhajiyah, Khofifah juga optimis bahwa NU dapat merespons persoalan-persoalan baru dan terbarukan atau menelaah ulamg hukum-hukumnya.

“Termasuk merespons berbagai masalah yang muncul dalam peradaban dunia pada saat ini. NU juga dapat melakukan inovasi-inovasi baru untuk memperkuat peradaban Islam yang ada,” ucapnya.

“NU juga harus mengambil peran dalam penguatan toleransi dan persatuan umat bangsa yang dirumuskan dalam 3 pilar. Ukhuwwah Islamiyyah, Wathaniyah, dan Insaniyah. Kedepan ulama, tokoh islam, dan negara muslim dunia harus menjadi bagian dalam perumusan tatanan global dengan terwujudnya dunia yang adil dan damai sekaligus menyelesaikan masalah global,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *