Ekonomi dan Bisnis

Poliwangi Kembangkan Biogas dari Kotoran Sapi Perah

86
×

Poliwangi Kembangkan Biogas dari Kotoran Sapi Perah

Sebarkan artikel ini
POLIWANGI
Kelompok PKM Poliwangi membangun instalasi biogas di kandang peternakan sapi perah milik Kelompok Tani Ternak Sumber Lumintu Banyuwangi.

BERITABANGSA.COM-BANYUWANGI– Politeknik Negeri Banyuwangi atau Poliwangi mengembangkan teknologi low cost biogas untuk mengolah kotoran sapi perah dari Kelompok Tani Ternak Sumber Lumintu.

Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Sumber Lumintu di Desa Kaligondo dan Desa Setail Kecamatan Genteng Banyuwangi, merasa senang dengan hadirnya teknologi low cost biogas.

Scroll untuk melihat berita

Selama ini kotoran dan urine sapi dibuang begitu saja oleh para peternak atau tidak dimanfaatkan, sehingga kotoran tersebut  justru menimbulkan bau tak sedap dan mendatangkan penyakit.

Ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Banyuwangi, Muhammad Fuad Al Haris menyampaikan bahwa, kelompok ini adalah mitra PKM Poliwangi, dan merupakan  kelompok ternak sapi perah yang berkembang pesat di Kabupaten Banyuwangi.

Haris bersama anggota kelompoknya di antaranya Dedy Hidayat Kusuma dan Riza Rahimi B. membuat teknologi low cost biogas dengan menggunakan reaktor balon yang terbuat dari bahan plastik karena dinilai lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas serta berbiaya murah jika dibandingkan jenis reaktor yang lain seperti reaktor kubah tetap (fixed-dome reactor) atau reaktor terapung (floating reactor).

Teknologi biogas yang dibuat ini berfungsi untuk mengolah kotoran sapi perah, yang kemudian dikonversi menjadi gas, dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, bahan bakar produksi berbagai produk olahan susu.

Selain dijadikan gas, teknologi low cost biogas ini juga mengolah kotoran sapi perah menjadi pupuk organik bagi pertanian rumput gajah dan jagung, yang mana rumput gajah dan jagung itu merupakan bahan baku pakan ternak sapi.

Menurutnya dengan melimpahnya kotoran sapi yang dihasilkan, biogas ini dapat membantu masyarakat menekan pengeluaran biaya hidup mereka.

“Karena tingkat ekonomi masyarakat mitra PKM rata-rata menengah ke bawah, dan kebutuhan elpiji membebani pengeluaran perbulannya. Dengan membangun instalasi biogas berbiaya murah ini, 800 kilogram limbah kotoran sapi perharinya dapat menghasilkan 12 kg gas perharinya dan pupuk organik cair kurang lebih 40 liter,”sambung Ketua PKM Poliwangi ini.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Ternak Sumber Lumintu, Toton Fathoni merasa senang dan terbantu dengan adanya pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas ini.

“Saya senang, karena dengan adanya biogas ini lingkungan menjadi lebih bersih, tidak berbau dan menghasilkan biogas yang dapat dimanfatkan untuk rumah tangga dan untuk produksi susu juga,” ujar Toton Fathoni.

Saat ini kandang sapi perah milik kelompok ini telah dibangun satu unit reaktor balon. Reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester sekaligus penyimpan gas yang masing-masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Sedangkan material organik terletak di bagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan gas yang akan mengisi pada rongga atas.

Dengan beroperasinya low cost biogas ini diharapkan dapat memicu penerapan skema yang sama terhadap kelompok tani ternak lainnya, tentunya dengan menyesuaikan dengan kondisi setempat.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *