Sejarah

Situs Pandegong Jombang Tuntas Diekskavasi, Jadi Cagar Budaya

142
×

Situs Pandegong Jombang Tuntas Diekskavasi, Jadi Cagar Budaya

Sebarkan artikel ini
Situs Pandegong
Penampakan saat proses eskavasi di Situs Pandegong, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Foto : Faiz

Struktur candi terdeteksi se luas 8×8 meter persegi dengan tinggi bangunan yang tersisa 1,5-2 meter dan tinggi pondasi candi 50 cm.

Bangunan utama candi berdenah cruciform, karena terdapat penampil atau tonjolan struktur di setiap sisi. Sayangnya, bangunan suci ini hanya tersisa bagian kaki candi saja.

Scroll untuk melihat berita

Bangunan utama candi ini tersambung dengan tangga masuk dari barat ke timur. Struktur tangga sepanjang 210 cm dari barat ke timur.

Sedangkan lebarnya dari selatan ke utara 230 cm. Bagian paling tinggi tangga ini 100 cm. Posisi tangga membuktikan bangunan suci ini menghadap ke barat.

Situs Pandegong ini juga dilengkapi sumuran candi di tengah-tengah struktur utama.

Bagian paling suci pada candi ini berbentuk persegi 2,34 x 2,34 meter dengan kedalaman lebih dari 3 meter.

Struktur candi ini seluruhnya tersusun dari bata merah kuno berukuran 35×22 cm dengan ketebalan bervariasi. Yaitu mulai dari 5 cm, 8 hingga 10 cm.

Ekskavasi tahap 4 ini juga berhasil menampakkan 3 candi perwara di sebelah barat candi utama. Tiap perwara berbentuk persegi 3,2 x 3,2 meter. Tinggi struktur yang tersisa 6-7 lapis bata merah kuno atau sekitar 60 cm.

Sayang, di bagian atas perwara tengah belum bisa tampak, karena ada makam yang dikeramatkan warga. Tim ekskavasi menghormati kearifan lokal.

Meski hanya tersisa struktur kaki candi saja, Disdikbud komitmen akan melestarikannya dan menetapkan sebagai cagar budaya.

Terlebih lagi berdasarkan interpretasi tim arkeolog BPK Wilayah XI Jatim bahwa candi di Situs Pandegong ini didirikan di abad 10 Masehi.

Namun berdasarkan data arkeologis yang tersisa, candi ini layak dilestarikan.

Apalagi pola ruang candi terdiri dari candi utama dan tiga candi perwara di wilayah Jombang baru kali ini ditemukan.

“Sehingga ini jadi bukti fisik peradaban masa lalu,” kata Kabid Kebudayaan Dian Yunita Sari.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *