Daerah

Seni Oklik Beraksi di Malioboro-nya Bojonegoro

192
×

Seni Oklik Beraksi di Malioboro-nya Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
Seni Oklik
Tampak Para Pemuda Karang Taruna Desa Ledok Wetan Sedang Memainkan Musik Tradisonal Oklik Laras Pandowo

BERITABANGSA.COM – BOJONEGORO – Kawasan Pedestarian di Jalan MH Thamrin, Bojonegoro bak Malioboro Jogjakarta.
Di sini, ada pertunjukan seni yang khas, seni Oklik.

Oklik Tradisional Laras Pandowo, diberi julukan. Kali ini beraksi di sepanjang jalanan MH Thamrin.

Scroll untuk melihat berita

Seniman yang mayoritas tergabung dalam pemuda Karang Taruna Desa Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro, ini menyajikan tontonan menarik, Jumat (30/12/2022) malam.

Ya. Seni Oklik ini mulai digemari kalangan muda-mudi, anak-anak, remaja hingga dewasa di Bojonegoro.

Rizki Bintang, 14, salah satu pemain Oklik, berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang telah membuat kawasan MH Thamrin jadi wadah mengekspresikan seninya.

“Kami senang dan bangga memiliki pimpinan seperti Bupati Anna. Dengan adanya pembangunan Jalan MH Thamrin ini kami seniman Oklik, jadi merasa diperhatikan,” ujarnya.

Multiplier effect dari jalan raya yang nglenyer dan indah ini, menunjang geliat roda perekonomian Karang Taruna Desa Ledok Wetan.

“Matursembahnuwun Bupati,” imbuh Kiki.

Sekadar diketahui, Seni Oklik adalah perpaduan alat musik tradisional dari daerah Bojonegoro yang terbuat dari bambu yang dibunyikan dalam beberapa irama.

Ada irama gambus hingga irama dangdut dan lagu Jawa campursari yang mulai ngetrend belakangan ini.

Dahulu, musik Oklik ini biasa dimainkan oleh beberapa anak, remaja dengan berkeliling di kampung. Sambil berkeliling kampung, memukul alat musik bambu, galon air, ember plastik dengan berbagai irama yang menarik.

Kini alat-alat untuk memainkan musik Oklik lebih sedikit bervariatif, karena dimainkan dengan gabungan alat-alat musik lain seperti kentongan, saron, kenong, gambang, hingga gendang dari drum dan pipa bekas yang dimainkan untuk mengiringi penyanyi.

Lagu dangdut dan Jawa pun bisa diselaraskan dengan apik. Siapa sangka, musik itu dimainkan oleh para pedagang pentol, hingga tukang bangunan. Mereka juga tampil dengan ciri khas blangkon di kepala.

“Kalau di kampung kami di Bojonegoro, musik ini untuk membangunkan orang sahur,” ujar Selvi, warga Bojonegoro, usai menyaksikan anaknya main Oklik di kawasan MH Thamrin.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *