Pemerintahan

Pemkab Malang Masukkan Muatan Lokal Ngaji di Sekolah

923
×

Pemkab Malang Masukkan Muatan Lokal Ngaji di Sekolah

Sebarkan artikel ini
Bimtek
Caption. Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan perwakilan Kandepag Kabupaten Malang saat ditemui awak media usai acara Bimtek program sekolah dan ngaji

BERITABANGSA.ID, MALANG – Dinas Pendidikan bekerjasama dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Malang menggelar bimbingan teknis (Bimtek) penerapan sekolah plus ngaji.

Tujuannya untuk menekan angka kenakalan remaja dan tindakan asusila di dunia pendidikan.

Scroll untuk melihat berita

Menurut Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, semua sekolah di Kabupaten Malang akan ada pendidikan kerohanian atau ngaji secara semi full day.

“Sesuai surat edaran Bupati Malang, di sekolah umum akan ada program makan siang gratis dari Pak Jokowi dan dilanjutkan ngaji bersama,” kata Wabup Malang usai pembukaan Bimtek penerapan sekolah plus ngaji di Pendapa Kepanjen, Selasa (27/2/2024).

Wabup berharap program penerapan sekolah plus ngaji ini menjadi role model menjadi kearifan lokal di Kabupaten Malang dan dilaksanakan dengan ketulusan akan menjadi daya tarik calon wali murid untuk menyekolahkan anak anaknya di sekolah negeri.

“Harapannya nanti ada pergeseran sosial karena orang tuanya mampu memilih anak mereka sekolah yang ada tambahan pendidikan agamanya, ini bisa ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Pak Suwaji, ” ujarnya.

Ke depan juga akan dikolaborasikan ustaz yang ada di lingkungan sekolah bisa bersinergi, dengan pendidikan plus ngaji dengan tambahan biaya tak mengikat.

Wabup Malang minta media untuk memberikan informasi yang sejelas jelasnya agar tidak timbul persepsi yang tidak baik di masyarakat.

“Jangan ada anggapan sekolah narik biaya ini tambahan. Tidak ada. Itu kebutuhan anak didik sendiri bukan tarikan,” tegas Didik Gatot Subroto.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji menerangkan dari hasil survei kemampuan siswa membaca Alquran belum maksimal, termasuk nilai keagamaan belum bisa diterapkan.

Suwadji menyadari keterbatasan guru ngaji di sekolah, sehingga Ketua Pokja Guru Agama Islam merumuskan dan menghasilkan keputusan untuk meningkatkan pendalaman agama di sekolah.

“Sehingga, pemahaman keagamaan siswa meningkat,” tandas Suwadji.

Suwadji akan memaksilkan guru agama yang ada sehingga Bimtek kurikulum lokal ngaji bisa diterapkan.

“Jadi kurikulum tambahan lokal itu yang memberikan warna tambahan baru plus ngajinya,” pungkas Suwadji.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *