Terkini

Plat L Journalist Community Gelar FGD Perangi Hoaks dan Kampanye Hitam di Tahun Politik

261
×

Plat L Journalist Community Gelar FGD Perangi Hoaks dan Kampanye Hitam di Tahun Politik

Sebarkan artikel ini
Plat L
Dari kanan, Isma Hakim Rahmat, Pemred Beritabangsa.id, Noor Arif Kuswandi, Redaktur Harian Disway narasumber pada acara FGD dan Anggadia Muhammad, moderator. (Fot: Mwd)

BERITABANGSA.ID – SURABAYA – Plat L Journalist Community menggelar forum grup diskusi (FGD), dengan tema “Perangi Hoaks dan Kampanye Hitam di Tahun Politik”.

Acara tersebut dilaksanakan di angkringan Mbah Cokro, Jalan Prapen nomor 6 Surabaya, pada Rabu (13/9/2023), pukul 21.00. WIB.

Scroll untuk melihat berita

Dikemas dengan santai tapi serius acara menghadirkan 2 narasumber yakni, Isma Hakim Rahmat (Pemred Beritabangsa.id) dan Noor Arief Kuswandi (Redaktur Harian Disway).

Sebagai moderator diskusi kali ini Anggadia Muhamad jurnalis dari Beritajatim.com.

Kampanye hitam (Black campaign) adalah suatu upaya di bidang politik untuk merusak atau mempertanyakan lawan politik dengan cara memainkan
propaganda-propaganda negatif menjelang pemilu serentak, demikian Isma Hakim Rahmat mengawali.

Cak Isma (sapaan akrab, red) mengatakan, dalam perkembangannya black campaign bahkan tersebar dalam bentuk tabloid.

Black campaign meresirkurlasikan beberapa produk isu atau beberapa narasi yang tidak benar dan disebarkan secara luas seolah-olah berita itu benar dan secara umum biasanya mengarah pada personlity seseorang atau tokoh.

Sedangkan berita hoax, lanjut Cak Isma, berita yang keliru, dibuat-buat atau dimanipulasi seolah-olah berita itu benar, mengarah ke memutar balikkan fakta tidak sesuai fakta yang sebenarnya.

Isma menambahkan, sebenarnya berita hoax itu tidak ada namun diadakan. Ciri berita hoax tersebut misalnya sumber berita yang kurang bisa dipercaya. Selain itu, kata-kata yang provokatif dan berbau SARA apalagi mendekati hajat besar politik seperti Pemilu.

”Berita hoax itu sumbernya tidak ada narasinya juga tidak benar, karana tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya dan sumber beritanya tidak benar sudah masuk kategori berita hoax atau berita bohong ,” imbuhnya.

Menyikapi hal tersebut, ia menjelaskan, merupakan tantangan bagi wartawan agar tidak mudah terjebak terkait berita hoaks, harus pandai memilah dan peka dengan melakukan cek dan ricek, kemudian cek ricek lagi, atau double cek ricek.

“Wartawan harus memberi contoh dengan penyajian berita yang sesuai data dan fakta di lapangan, tidak dipelintir, artinya dikurangi dan ditambahi apalagi di tambah opini tujuan tertentu,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *