Pemuda

Aktivis Muda NU Jatim Desak PBNU Dengarkan Aspirasi Warga NU Soal Cawapres Wajib dari NU Tulen

106
×

Aktivis Muda NU Jatim Desak PBNU Dengarkan Aspirasi Warga NU Soal Cawapres Wajib dari NU Tulen

Sebarkan artikel ini
Aktivis NU
Lora Wahid Sulaiman, Direktur Wahid Foundation dan juga Aktivis Muda NU Jatim

BERITABANGSA.ID – JATIM – Aktivis muda NU Jatim, Lora Wahid Sulaiman mendesak PBNU mendengarkan aspirasi warga NU Jatim soal usulan Cawapres wajib dari NU tulen, bukan naturalisasi.

Sebelumnya ribuan warga NU yang tergabung dalam ‘Nahdlatul Ulama Bersuara Untuk Bangsa Indonesia’ (Nusa Bangsa Indonesia) pernah menyampaikan aspirasinya di depan kantor PWNU Jatim, Kamis (4/5/2023) lalu.

Scroll untuk melihat berita

Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Ra Wahid dan juga sebagai Direktur Wahid Foundation ini menegaskan bahwa aspirasi warga NU Jatim representasi suara warga NU se-Indonesia.

“Aspirasi yang diusulkan oleh ribuan sahabat ‘Nusa Bangsa Indonesia’ itu mewakili aspirasi siapapun yang berdarah NU. Kita tidak mau NU yang agung dan luhur ini dijadikan alat ugal-ugalan politik lima tahunan,” kata Ra Wahid.

Namun, jika tidak mau berpolitik praktis, PBNU harus konsisten dengan pernyataan sikap yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf.

“Jika dari awal begitu harusnya ya tidak perlu dukung mendukung capres cawapres. Namun Sekjend PBNU dan Ketum PP GP Ansor terlanjur mengeluarkan statemen yang bersifat dukung mendukung capres cawapres,” tandasnya.

“Sebaliknya, jika mau mendukung maka sebaiknya sekalian mendukung kader NU tulen saja, jangan yang naturalisasi, bahaya buat NU dan bahaya buat negara,” imbuh pria yang biasa dikenal sebagai Presiden Jaddab.

Sejatinya NU ini tidak kekurangan kader tulen yang memang NU sejak dalam kandungan ibunya, misal seperti Mahfud MD, ayah beliau memang pejuang militan Partai NU, darahnya mengalir darah NU. Track record pengalaman dalam pemerintahan juga lengkap, legislatif, yudikatif dan eksekutif.

“Keberaniannya dalam membongkar ketidakadilan juga tidak diragukan. Beliau bersih dan membersihkan. Ada juga Ibu Khofifah, Nyai Yenni Wahid, KH Said Aqil Siradj, Gus Yahya, Gus Ipul, Gus Yaqut. Kenapa masih harus mengusulkan nama orang luar?” sebut Ra Wahid.

“PBNU adalah rumah besar kami, semoga PBNU mendengar aspirasi warga NU. Demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” tutup pria yang juga Ketua AHIMSA Jawa Timur itu.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *