Terkini

ICT Watch dan Unicef, Gerakkan Aksi Surabaya Tangkal Hoaks

88
×

ICT Watch dan Unicef, Gerakkan Aksi Surabaya Tangkal Hoaks

Sebarkan artikel ini
ICT
Para peserta dan trainer TOT ( training for trainer ) literasi digital Surabaya

BERITABANGSA.ID – SURABAYA – ICT Watch, didukung UNICEF Indonesia menggandeng jejaring lembaga literasi digital dan pegiat kesehatan untuk menangkal hoaks.

Lembaga ini melaksanakan kegiatan Training of Trainers (TOT), atau pelatihan untuk pelatih, guna mengedukasi masyarakat menangkal hoaks, Kamis hingga Sabtu, 16-18 Februari 2023 di Kota Surabaya.

Scroll untuk melihat berita

Metodenya memakai pendekatan Interpersonal Communication Personal (pendekatan komunikasi antar personal).

Pelatihan yang disertai praktik lapangan ini juga menyasar Kader Surabaya Hebat (KSH), di Kecamatan Genteng, Kota Surabaya sebagai peserta.

Menurut data Survei Unicef – Nielsen di kuartal III 2022 menunjukan bahwa 38 persen masyarakat di 6 kota besar di Indonesia belum dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang keliru atau hoaks.

Padahal gempuran informasi hoaks itu merambah media sosial, berita online, aplikasi percakapan, dari mulut ke mulut di lingkungan keluarga, tetangga dan orang-orang dekat.

Rizky Ika Syafitiri alias Kiky – Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia- menjelaskan selain upaya memberantas berita hoaks, kegiatan ini untuk membangun kesadaran kritis masyarakat dalam mengidentifikasi hoaks dan meresponnya dengan benar.

Edukasi tangkal hoaks ini adalah bagian dari upaya pelibatan masyarakat dan perubahan perilaku hidup sehat.

Kiky melanjutkan, di kala pandemi Covid-19 juga kerap dibarengi dengan fenomena informasi hoaks atau infodemi.

Hoaks telah menjadi tantangan dalam penanggulangan Covid-19.

Banyak orang enggan untuk vaksinasi Covid-19 karena informasi hoaks tentang efek samping vaksin atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Termasuk ada yang takut ke rumah sakit untuk dirawat karena banyaknya berita bohong tentang konspirasi.

Indriyatno Banyumurti, Direktur ICT Watch Indonesia menyampaikan tingginya penetrasi internet dan smartphone Indonesia belum diiringi kecapakan digital masyarakat.

Masyarakat belum memiliki bekal ilmu yang memadai untuk dapat memanfaatkan internet secara sehat.

Selain keterampilan digital, perlindungan data pribadi dan etika juga menjadi bagian penting dalam inisiatif edukasi tangkal hoaks ini.

Selain Kota Surabaya, program ini juga akan dilakukan di 7 kota besar lain di Indonesia yaitu, Semarang, Banda Aceh, Makassar, Ambon, Kupang, Mataram dan Jayapura.

Mei Santi – relawan TIK, peserta TOT di Surabaya, menyampaikan kesan positif dan antusias atas kegiatan ini.

Menurutnya, pelatihan ini memberikan bekal sangat berharga berupa ilmu, wawasan dan keterampilan di bidang literasi digital dan komunikasi antar pribadi.

“Pelatihan ini benar-benar berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang saya ikuti, luar biasa,” ujarnya.

Di akhir pelatihan peserta juga langsung menyusun rencana aksi bersama agar edukasi tangkal hoaks ini bisa dapat dilakukan dengan menyasar guru dan siswa sekolah, kader dan tenaga promosi kesehatan, mahasiswa, komunitas jurnalis, dan masyarakat umum.

Sejumlah aktivis dan lembaga yang digandeng dalam TOT edukasi tangkal hoaks ini antara lain, Yayasan Plato, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Relawan TIK, Ikatan Guru TIK PB PGRI, MAFINDO, Kelompok Emak Blogger, dan Forum Taman Baca Masyarakat (TBM), dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *