Tim dokter mata Eyelink Foundation, dr. Fitri Romadhiana saat pelaksanaan baksos ditemukan satu keluarga yang mengalami Katarak.
Bahkan 2 orang anak dari keluarga tersebut mengalami Katarak karena faktor keturunan (Katarak Kongenital).
“Umurnya masih 13 tahun sehingga dia menjadi pasien termuda pada baksos kali ini. Untuk adiknya yang berumur 5 tahun tidak bisa kami tangani karena memerlukan prosedur bius total yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit,” katanya.
Nurin (13) adalah anak dari Bakar (43). Bakar , menderita Katarak warisan. Seperti diketahui salah satu penyebab Katarak adalah faktor genetik keluarga.
Untuk memutus rantai ini diperlukan upaya pengobatan dan deteksi dini. Sayangnya lokasi Bawean yang sulit dijangkau membuat akses kesehatan minim.
“Sebenarnya istri juga mengalami gangguan penglihatan Katarak namun takut untuk operasi, Alhamdulillah akhirnya mau operasi katarak,” ungkap Bakar.
Kondisi ini yang melatari Eyelink Foundation untuk mengadakan baksos kesehatan mata “Membuka Lentera Bawean.”
Tidak hanya melakukan operasi Katarak saja, Eyelink Foundation juga memberikan kesempatan bagi para penderita Pterigium dan Kelainan Refraksi untuk sembuh.
Founder Eyelink Foundation dr Uyik Unari, menyampaikan pasca operasi tajam penglihatan atau visus dari warga Bawean sangat bagus.
Mereka yang sebelumnya tidak bisa melihat sekarang bisa beraktivitas tanpa bantuan orang lain.
Direncanakan, baksos ini akan diadakan sepanjang 2023 dan telah dimulai tahap awal pada 6-11 Februari.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id