Pendidikan

Terapkan Kurikulum Merdeka, SDN Citrodiwangsan 02 Gelar Unjuk Karya Siswa

59
×

Terapkan Kurikulum Merdeka, SDN Citrodiwangsan 02 Gelar Unjuk Karya Siswa

Sebarkan artikel ini
Siswa
Kepala Sekolah SDN 02 Citrodiwangsan, Ida Husnia, saat memberikan sambutan terkait acara unjuk karya siswa

BERITABANGSA.COM– LUMAJANG – Agar kearifan lokal tidak ditinggalkan oleh anak-anak generasi penerus bangsa ini, SDN 02 Citrodiwangsan menggelar unjuk karya siswa.

Kepala Sekolah SDN 02 Citrodiwangsan, Ida Husnia, sangat prihatin kondisi saat ini.

Scroll untuk melihat berita

Untuk mengangkat budaya Jawa, dan untuk ikut melestarikannya dia memulai dari anak-anak didiknya.

Program ini termasuk kurikulum merdeka dan patut dilaksanakan. Di lembaganya, sudah menerapkan bahasa Jawa setiap hari Jumat.

“Saya ingin mengangkat budaya Jawa ini agar bisa diterapkan pada lingkungan sekolah di sini, khususnya anak-anak dan segenap dewan gurunya,” katanya, Rabu (23/11/2022).

Kenapa bahasa Jawa? Menurut Ida, dikarenakan di dalam bahasa Jawa sudah ada trap-trap unggah ungguh dalam penyampaiannya di kehidupan sehari-hari.

“Ini kami mengawali mengajari anak-anak dengan bahasa Jawa kromo. Semoga nanti pihak wali murid berkenan menyampaikan kepada putra putrinya menggunakan bahasa Jawa kromo,” bebernya.

Dikatakan Ida, dengan sering menggunakan bahasa Jawa kromo, akan berbeda sopan santunnya dengan anak yang tidak menggunakan bahasa Jawa kromo.

“Temanya kanggo nuwuhake rasa tresno marang kebudayaan Jawa kang mujudake kebudayaan bangsa Indonesia siswa saha siswi SDN 02 Citrodiwangsan Lumajang,” jelasnya.

Mantan Kepala Sekolah SDN Kepuharjo 01 ini, mengatakan akan ada beberapa penampilan dari siswa siswi SDN 02 Citrodiwangsan di hadapan guru dan kawan-kawannya.

“Ada beberapa penampilan seperti nembang, geguritan, tari tradisional, parikan, arakan, dolanan dan ludruk. Acara dilaksanakan Kamis (24/11/2022) besuk pagi,” ungkapnya lagi.

Terkait hal ini, Ketua Komite SDN 02 Citrodiwangsan, Hariyanto, sangat mengapresiasi dan sangat mendukung, karena sekarang sudah banyak orang tua wali murid yang tidak lagi menggunakan bahasa Jawa, utamanya kromo.

“Anak-anak kami, bisa saya contohkan kita ngomong arah, seperti wetan, kulon, kidul, lor saja, anak-anak juga tidak mengerti, terkait budayanya adat istiadatnya,” pungkasnya.

Yang dimaksud Hari, adalah kaitannya adat istiadat, contohnya kalau ada yang bilang nuwun sewu pasti badannya merunduk.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *