Pendidikan

Dies Natalis ke-35, ITB WiGa Gelar Pekan Ilmiah

55
×

Dies Natalis ke-35, ITB WiGa Gelar Pekan Ilmiah

Sebarkan artikel ini
ITB WIGA
Suasana saat dies natalis

BERITABANGSA.COM-LUMAJANG – Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama (ITB Wiga) Lumajang menggelar pekan ilmiah dalam rangka Dies Natalisnya ke -35.

Pekan ilmiah berlangsung mulai dari 21 – 26 November 2022 menghadirkan tiga guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Scroll untuk melihat berita

Agenda pekan ilmiah ini adalah, Indonesian Conference and Call Paper pengabdian kepada masyarakat ke-6 “Rise Together with Digital Based Creatice Economic” dengan pemateri Arfan Ikhsan Lubis – Ketua Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia (ADAI) dan Muhammad Yamin Noch, (Ketua ADAI Papua).

Sosialisasi penilaian angka kredit dengan narasumber doktor Ratna Wijayanti Daniar Paramita, dan Dyah Sawitri, Kepala LLDIKTI wilayah VII.

Seminar PKM dan kewirausahaan mahasiswa ‘Explore Potential & Increase Student Creativity to Be Campus Entrepreneurship’ dengan narasumber Rahmawati, Prihatin Asih, dan workshop penelitian kualitatif dan publikasi ‘Good Research & Good Lecture’ dengan narasumber Grahita Chandrarin dan Taufik Kurrohman.

Sementara itu, Rektor ITB Widya Gama Lumajang Ratna Wijayanti Daniar Paramita, saat membuka sosialisasi penilaian angka kredit mengatakan pihaknya terus memacu seluruh dosen yang ada untuk terus meningkatkan kompetensinya.

“Sebagai dosen maka perlu untuk terus memacu meningkatkan kapasitas profesinya,” katanya, di Aula Semeru, kampus setempat, Rabu (23/11/2022).

Peningkatan ini dapat dilakukan dengan terus mengemban dan menunaikan Tri Darma Perguruan Tinggi.

“Ada pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat,” tambahnya.

Kepala LLDIKTI VII, Dyah Sawitri, dalam sosialisasi penilaian angka kredit mengungkapkan para dosen untuk terus meningkatkan kompetensinya.

“Dosen merupakan profesi dan harus profesional,” katanya.

Untuk itu, segala ketentuan yang ada harus dipenuhi. Ada jabatan fungsional akademik yang perlu dipenuhi.

“Saat ini pengurusannya lebih mudah, beberapa tingkatan persyaratan sudah dipangkas,” imbuhnya di hadapan Dosen Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama (ITB Wiga) Lumajang.

Ke depan, Dyah Sawitri mengharapkan semakin banyak perguruan tinggi yang memiliki guru besar.

“Semua dosen wajib bercita-cita menjadi guru besar,” tambahnya.

Hal ini menjadi penting, karena akan menjadi modal utama bagi pengembangan dunia pendidikan tinggi.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *