Pendidikan

Seminar LPPM: Perguruan Tinggi Bukan Jadi Menara Gading

43
×

Seminar LPPM: Perguruan Tinggi Bukan Jadi Menara Gading

Sebarkan artikel ini
Seminar LPPM
Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie dan Eddy Priyanto, SKM., MM., Direktur SDM Pelindo, Terminal petikemas di acara seminar LPPM

BERITABANGSA.COM-SURABAYA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar seminar nasional pengabdian masyarakat 2022, Rabu (26/10/2022) di Auditorium lantai 9 Tower Unusa Kampus B, Jalan Raya Jemursari nomor 57, Jemur Wonosari,Wonocolo, Surabaya.

Tema yang dibahas adalah berkarya dan mengabdi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat pasca pandemi.

Scroll untuk melihat berita

Ada tiga narasumber dihadirkan yakni Prof Okid Parama Astirin – Ketua LPPM Universitas Negeri Surakarta (UNS), Eddy Priyanto -Direktur SDM Pelindo Terminal Petikemas, dan Moh Faisal Alfarokhi – AVP Kemitraan CSR Petrokimia Gresik.

Rektor Unusa Achmad Jazidie, menjelaskan perguruan tinggi harus mampu mendengarkan serta merasakan kehidupan di sekitarnya. Sehingga tidak hanya memiliki peran sebagai menara gading saja.

“Perguruan tinggi harus bisa meresapi setiap tarikan napas dinamika kehidupan, sehingga perguruan tinggi bisa memberi solusi di masyarakat,” ucapnya.

Dengan kondisi ini Unusa sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang berada di tengah masyarakat senantiasa berikhtiar berkomitmen dan menyerap setiap persoalan yang berkembang di masyarakat.

“Kami akan dengan niat yang tulus mencari jawaban dan pemikiran jerih payahnya demi kepentingan masyarakat sekitar,” bebernya.

Karena itu, Unusa berpikir tidak hanya untuk masyarakat sekitar saja. Namun bisa memberikan dan  berkontribusi untuk umat manusia.

“Salah satu programnya adalah, pengabdian masyarakat, tidak hanya dalam tingkat nasional saja, namun dampak dari pengabdian masyarakat dalam tingkat internasional,” terang Jazidie.

Sementara, Eddy menjelaskan melalui corporate social responsibility (CSR) banyak perusahaan membantu mahasiswa hingga masyarakat Indonesia untuk bisa mengembangkan potensi diri.

Namun saat ini tidak banyak perusahaan yang menggunakan Creating Shared Value (CSV) untuk membantu masyarakat.

“Melalui konsep dalam strategi bisnis yang menekankan pentingnya memasukkan masalah dan kebutuhan sosial dalam perancangan strategi perusahaan. CSV merupakan pengembangan dari konsep tanggung jawab sosial perusahaan,” ucapnya.

Sehingga melalui pengabdian masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi membuat perusahaan bisa turut membantu dalam pemberdayaan masyarakat.

“Dengan kondisi ini, kita bisa terus memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkas Eddy.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *