Sejarah

Batu Lawang di Banyuputih Dipercaya Bisa Jadi Penanda Musim Kemarau

70
×

Batu Lawang di Banyuputih Dipercaya Bisa Jadi Penanda Musim Kemarau

Sebarkan artikel ini
Batu Lawang
Batu Lawang yang diyakini sebagai penanda kemarau oleh penduduk setempat

BERITABANGSA.COM-BONDOWOSO – Situs Batu Lawang, Desa Banyuputih, Kecamatan Wringin akan dijadikan sebagai objek wisata oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso.

Situs Batu Lawang ini mempunyai potensi yang luar biasa, selain itu panorama alamnya sangat menarik.

Batu Lawang memiliki panjang 7,2 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 7,5 meter. Berada di ketinggian 300 meter di atas permukaan air laut.

Batu Lawang dikenal dengan nama Batu Eppian (bahasa Madura). Yang memiliki makna batu tempat penyepian atau semedi.

Karena di zaman dahulu, batu tersebut dijadikan sebagai lokasi menyepi atau semedi oleh pembabat atau sesepuh desa yakni KH Abdullah, dan KH Abdul Azis.

Ini diterangkan oleh juru pelihara (Jupel) Situs, Abdul Wafi, di tengah-tengah kunjungan Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat.

“Ini tempat persemedian sesepuh desa sini. Kalau orang asli desa sini menyebut Batu Eppian,” tuturnya.

Ia menerangkan, sejak tahun 90-an Batu Lawang ini telah dilestarikan dan dipelihara oleh masyarakat sekitar. Tak hanya dibersihkan, dan dirawat.

Dulunya, bahkan masyarakat masih melakukan ritual dan tirakat saat sepi pengunjung.

Namun, sejak banyak masyarakat yang kenal batu Lawang melalui media sosial. Kunjungan terus meningkat bahkan dari luar kota. Termasuk, anak-anak di siang hari pun ramai bermain di situ.

Karena itulah, saat ini masyarakat hanya menggelar istighosah bersama setiap bulan. Tepatnya di malam tanggal-tanggal belasan.

“Sekarang tiap bulan, malam sebelas ada istighotsah,” urainya.

Batu tersebut, kata Abdul Wafi, hingga saat ini masih dipercaya menjadi penanda datangnya musim kemarau.

Yakni, apabila telah memasuki musim kemarau maka terbitnya matahari akan bisa terlihat tepat di lawang batu.

“Itu kepercayaan orang jaman dulu sampai sekarang. Banyak orang warga sini yang ngelihat, petani sini. Walaupun perubahan iklim tetap dipercaya,” urainya.

Sementara itu, Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, mengaku kagum dengan penataan batu Lawang ini. Penataan batu ini dinilainya di luar logika, dirinya memprediksi tentu ada kekuatan ghaib pada jaman dulu.

Bahkan, setelah dirinya mencari informasi ternyata betul bahwa batu Lawang ini memiliki sejarah.

“Batu Lawang ini salah satu situs yang punya nilai sejarah,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *