Publik Service

Prihatin Kejadian Kasus Asusila, TP2D Blora Angkat Bicara

69
×

Prihatin Kejadian Kasus Asusila, TP2D Blora Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini
Kasus Asusila
Joko supratno Anggota Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Blora

BERITABANGSA.ID – BLORA – Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Blora, prihatin akan maraknya korban kasus asusila di bawah umur belakangan ini.

Ironis dan menyedihkan lagi, kasus terjadi di tempat umum, sekolah hingga pesantren

Scroll untuk melihat berita

Anggota tim TP2D, Joko Supratno, Kamis (29/9/2023), mengajak semua pihak ikut bertanggungjawab agar kasus asusila pada anak di bawah umur tak terjadi lagi.

“Banyak motif dalam pencabulan, salah satunya karena konten porno di HP. Sedihnya lagi, anak usia 3 tahun saja sudah pegang HP,” ujarnya.

TP2D berharap Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, lebih gencar sosialisasi ancaman kejahatan asusila.

“Kalau soal Dinsos tanyakan langsung ke Kadinsos atau Plt-nya. Keyakinan saya Dinsos sudah sering menjalankan program itu. Sayangnya belum dipublikasikan,” ujarnya.

Kata dia, kasus pencabulan terhadap anak, biasanya P3A terjun dulu melakukan bantuan piskiater, dan psikolog.

Terkait kasus pencabulan di Blora dia mengaku belum pernah mendorong P3A, untuk agresif namun sering menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama stakeholder terkait.

“Kalau mendorong khusus tidak pernah. Tetapi sejak kasus difabel, FGD digelar kembali membahas kekerasan dalam rumah tangga,” bebernya.

TP2D mengaku belum pernah menemui Bupati soal kasus asusila anak.

“Kalau secara langsung, tidak pernah. Tapi turun di lapangan. Target kami masalah itu cepat selesai tanpa menghilangkan asas praduga tak bersalah, kami tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah,” jelasnya.

“Mungkin orang merasakan “O” saya, selaku TP2D itu melindungi pelaku, bukan, hukum iya hukum dan kita bukan penyidik, kita bukan APH, biarlah, kita tetap menghormati proses hukum itu sendiri. Nah kami dalam hal ini selaku TP2D maupun pribadi saya juga turun, mengikuti dari awal dan bahkan saya juga ngawal,” jelasnya.

Soal upaya TP2D untuk menekan kasus asusila pencabulan di Blora, dia hanya bisa menyampaikan secara umum. Justru kami berharap teman-teman media ada pemberitaan edukatif. Sosialisasi itu akan mudah diterima, jika diekspose awak media, ayo kita beritakan yang edukatif,” terangnya.

“Oke, saya tidak membantu kasus asusila, tetapi kita melihat sisi kemanusiaan korban dan pelaku. Justru titik beratnya ke korban, apakah korban ini punya kelainan atau tidak,” ujarnya.

Jangan sampai korban menjadi pelaku jika kelak dewasa.

Upaya TP2D menekan kasus asusila tak terulang yakni menggelar seminar dan menyebar informasi edukatif.

“Terkait mental dan psikologi warga Blora secara umum galakkan seminar, atau sampaikan di forum perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga awak media,” ujarnya.

“Jangan seolah-olah Jika ada salah itu disudutkan. Kita malah ambil hikmahnya supaya tidak terjadi lagi,” tandasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *