Terkini

Masifkan Turots Ulama Nusantara, Disperpusip Pamerkan Manuskrip Naskah Kuno di MAS

214
×

Masifkan Turots Ulama Nusantara, Disperpusip Pamerkan Manuskrip Naskah Kuno di MAS

Sebarkan artikel ini
MAS

BERITABANGSA.COM-SURABAYA– Upaya memperkenalkan manuskrip naskah kuno karya Ulama Nusantara terus dimasifkan.

Setelah diseminarkan, kemudian dipamerkan di Cultural Palace Diplomatic Quarter Riyadh Saudi Arabia, 27 November 2022 silam, kini kegiatan tersebut kembali digelar.

Scroll untuk melihat berita

Seminar dan pameran bertema ‘Warisan Intelektual dan Kontribusi Ulama Indonesia terhadap Peradaban Islam dan Perdamaian Dunia’ ini digelar di Masjid Al Akbar Surabaya (MAS), Kamis (22/12).

Hadir membuka acara tersebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa diwakili Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim Akhmad Jazuli, tampak juga para narasumber seperti Koordinator Kelompok Substansi Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Luthfiati Makarim, Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UIN KH Ahmad Shiddiq (KHAS) Jember Prof H Abdul Halim Soebahar.

Selanjutnya ada Pengasuh Pondok Pesantren Canga’an Bangil, Pasuruan Ahmad Kholily Kholil GML serta Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) H Hammis Syafaq.

Mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim Akhmad Jazuli, menyampaikan rasa bangga dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia berharap, acara tersebut memberikan amalan yang luar biasa bagi kemaslahatan umat.

“Terlebih lagi dapat berkontribusi terhadap keilmuan Islam di negeri kita dan dunia,” kata Jazuli.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, pengalaman Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengikuti seminar dan pameran di Riyadh Saudi Arabia beberapa saat lalu dinilai sangat berkesan. Di mana ajang tersebut mendapat sambutan luar biasa oleh pemerintah setempat.

“Ini menjadi pengalaman yang luar biasa, dimana karya-karya intelektual para ulama kita sangat memberikan manfaat besar, utamanya terhadap perkembangan Islam di dunia,” katanya.

Jazuli menjelaskan, di abad 19 dan 20, para Ulama Nusantara memiliki kiprah yang luar biasa. Peran mereka tidak hanya bersifat lokal tetapi langsung di pusat-pusat intelektual Islam.

“Pusat-pusat intelektual itu seperti di Saudi Arabia, Yaman, Irak, Turki dan Mesir. Ada yang belajar dan berkarya di Timur Tengah juga berkarya di Indonesia. Namun karyanya berkaliber internasional,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *