Publik Service

Bimtek Mamin Sehat, Upaya Selamatkan Konsumen dari Produk Kimia Berbahaya

76
×

Bimtek Mamin Sehat, Upaya Selamatkan Konsumen dari Produk Kimia Berbahaya

Sebarkan artikel ini
Bimtek pangan
Salah satu narasumber saat memberikan paparan

BERITABANGSA.ID – LUMAJANG – Masyarakat saat ini sudah mulai pilih-pilih makanan, agak sedikit mahal tapi sehat dan rasa enak.

Hal ini disampaikan Kabid SDK Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, drg. Erwan Budi Santoso, pada acara Bimtek Penyuluhan Keamanan Pangan Bagi IRT-P, Rabu (7-8/6/2023) di aula salah satu hotel di Lumajang.

Scroll untuk melihat berita

Bimtek ini, menurut Erwan, di khususkan bagi produsen oleh-oleh khas Lumajang, agar dapat diterima oleh konsumen.

“Kami berharap, semua peserta benar-benar memperhatikan materi pada kegiatan ini, supaya produsen dapat memahaminya,” paparnya.

Dengan menjaga kualitas, kata Erwan, hal itu akan berdampak jika kandungannya tepat sesuai takaran, terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang.

“Jika pengolahan produk yang baik, pastinya masyarakat konsumen bisa sehat dan aman dalam mengkonsumsi nya,” tambahnya.

Saat ini, dikatakan Erwan, perkembangan yang luar biasa dari produk rumahan, terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengurus izin edar.

“Tuntutan masyarakat terkait produk yang enak, murah dan sehat sangat diharapkan,” tutupnya.

Sementara itu, dari Subbidang Kefarmasian Makanan Minuman Dinkes P2KP Kabupaten Lumajang, Sri Lestari, adanya sejumlah peraturan yang terbaru berkenaan dengan makanan dan minuman.

“Kalau dulu minuman bisa PIRT, sekarang minuman tidak boleh PIRT, harus BPOM, itu sesuai dengan aturan terbarunya,” kata Sri Lestari kepada ratusan peserta Bimtek tadi.

Produsen, kata Sri, produknya harus ada label pangan yang baik dan jangan sampai label yang salah, nanti malah akan menjadi sebuah masalah.

“Masih banyak produsen menggunakan pengawet, bahan tambahan yang berlebihan, belum lagi bisa menimbulkan keracunan setelah makan, berarti ada bakteri karena bahaya biologi pada makanan atau minuman tersebut,” tambahnya.

Bahaya pada makanan itu, menurut Sri Lestari ada 3, pertama bahaya kimia, biologi dan fisik, yang semuanya itu harus dihindari oleh produsen.

Keracunan juga diungkapkan Sri Lestari, berasal dari pestisida pada dunia pertanian yang saat ini masih banyak produk yang masih mengandung pestisida.

“Bleng atau borak ternyata sudah diganti STTP biar aman produknya, terlihat pada produksi bakso sudah pakai STTP di setiap penggilingan. Lontong juga pakai borak. Rodmain B atau wantek sumbo sebagai pewarna tekstil, itu wajib diganti dengan pewarna makanan,” ungkapnya lagi.

Jangan beli makanan yang mencurigakan, lebih baik telusur dulu, agar masyarakat lebih terjamin kesehatannya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *