Opini

Aksi Nyata Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri Rangkul NPCI Dalam Pencarian Atlet Potensial Disabilitas

41
×

Aksi Nyata Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri Rangkul NPCI Dalam Pencarian Atlet Potensial Disabilitas

Sebarkan artikel ini
NPCI
Tampak Dr Ika Santia, MPd selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Dr Ruruh Andayani Bekti, MPd, Resty Wulanningrum, MKom, Wahyu Cahyu Utomo, SKom, MCs, dan pengurus NPCI Kabupaten Kediri.

Oleh: Resti Wulanningrum (*)

PADA tanggal 10 Oktober 2024 telah dilaksanakan penyerahan teknologi inovasi dari Doktor Ruruh Andayani Bekti, MPd, dosen program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Nusantara PGRI Kediri, kepada Lilik Kumaidah selaku Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Kediri.

Bu Ruruh adalah nama sapaan teman dan mahasiswa yang telah melaksanakan program pengabdian masyarakat yang didanai penuh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada Batch 2 pendanaan tahun 2024.

Bekerjasama dengan NPCI Kabupaten Kediri yang berfokus pada pembinaan atlet disabilitas dengan tujuan melakukan pemetaan dan pembuatan sistem manajemen atlet disabilitas dan penentuan atlet potensial berbasis Artificial Intelligent (AI).

AI adalah sebuah teknologi yang terdiri dari kumpulan algoritma unuk membantu memudahkan pekerjaan manusia dan bahkan bisa meniru intelektual manusia.

Melihat atlet disabilitas yang berpotensial, akhirnya muncullah rasa inisiatif yang tinggi untuk mengabdi bagi NPCI Kabupaten Kediri.

Dari proses latihan atlet disabilias mulailah muncul permasalahan- permasalahan yang mulai muncul saat melatih mereka, karena tidak semua jenis latihan fisik untuk orang normal bisa diterapkan pada atlet disabilitas.

Semisal pada atlet disabilitas bagian lower atau mengalami cacat fisik pada bagian perut ke bawah, ada beberapa kriteria latihan fisik yang tidak bisa dilakukan. Begitu pula sebaliknya, jika ada atlet disabilitas yang mengalami cacat fisik bagian upper atau area perut ke atas ada juga latihan fisik yang tidak bisa diberikan. Dari situlah muncul pemikiran untuk membuatkan sebuah aplikasi cerdas yang bisa menangani masalah tersebut.

Upaya untuk melihat peningkatan latihan awalnya hanya ditulis secara manual dan kadang malah tidak dicatat sama sekali proses kemajuannya.

Pengambilan data awal dilaksanakan di Stadion Candabirawa untuk dilakukan pendataan awal untuk nantinya sebagai data training yang akan diolah untuk proses AI-nya.

JIMAT adalah singkatan dari Jitu dan Bermanfaat, menjadi semboyan bagi Bu Ruruh dan tim dengan harapan bisa tepat sasaran dan bermanfaat bagi orang lain.

Hasil dari pengabdian ini adalah sebuah aplikasi cerdas berbasis website, sistem manajemen atlet disabilitas dan penentuan atlet potensial berbasis AI.

Pada akhir pertemuan hari ini disampaikanlah semboyan dari NPCI Kabupaten Kediri oleh Lilik Kumaidah, yaitu “NPCI Kabupaten Kediri Jayati, Disabilitas Lampaui Batas.”

(*) Penulis adalah dosen Prodi Teknik Informatika Universitas Nusantara PGRI Kediri

  • Tulisan Opini ini sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi beritabangsa.id

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60
Iran
Opini

Oleh Moch Eksan* Donald Trump menyatakan selamat atas…