Ibrah dan Hikmah dibalik Insiden Kanjuruhan
Insiden Kanjuruhan Malang merupakan Insiden Kemanusiaan dan sejarah kelam bagi persepakbolaan tanah air. Seyogyanya semua pihak pasti berharap jangan sampai insiden serupa terjadi lagi kedepannya. Apalagi berbagai pihak sering menggaungkan dan mengampanyekan bahwa sepakbola adalah alat pemersatu bangsa, namun masih ada segelintir oknum yang merusak bahkan menjadikan sepakbola sebuah alat politik untuk menahbiskan kekuasaan mereka.
Seringkali kita disuguhkan dengan berbagai warna dinamika yang tidak elok dalam pemandangan pertandingan sepakbola, mulai dari kasus suap, pengaturan skor, sepakbola gajah, wasit yang bisa diatur, kecewa dengan kekalahan sehingga berakhir bentrok antar suporter fanatik yang tidak menjunjung tinggi sportifitas.
Dengan terjadinya insiden Kanjuruhan, suporter fanatik yang mendukung tim kesayangannya harus lebih dewasa lagi. Jadikan rivalitas pertandingan hanya ada dalam lapangan, kalah dan menang adalah hal yang biasa meski ada rasa kecewa. Begitu pula oknum PSSI, official klub yang harus sadar sejak dini dan dalam hati sanubari, jangan sampai mengotori sepakbola dengan hal-hal yang menciderai regulasi dan konstitusi. Polri sebagai pihak pengamanan juga harus paham tentang aturan yang sudah ditetapkan dalam regulasi FIFA. Setelah kasus Irjen Sambo, citra kepolisian jangan sampai dirusak kembali akibat ulah oknum yang tidak sportif dan humanis dalam melakukan pengamanan.

Dengan adanya tulisan ini, penulis juga mengimbau sekaligus mengajak para suporter fanatik sepakbola di tanah air untuk saling berangkulan, bergandengan tangan yang erat dan menjunjung tinggi sportifitas. Seperti Aremania dan Bonek, bertahun-tahun lamanya kedua suporter fanatik itu tidak bisa akur. Semoga dengan adanya insiden ini menjadikan kedua suporter itu lebih dewasa dalam mendukung klub kesayangannya. Karena menjaga persaudaraan antar suporter atasnama kemanusiaan jauh lebih tinggi dari sebuah rivalitas dalam lapangan sepakbola.
Semua hal yang tidak mendewasakan potret sepakbola itu mulai detik ini harus dihilangkan agar insiden Kanjuruhan Malang tidak terulang kembali. Sebaliknya, ayo jadikan insiden tersebut sebuah ‘Ibrah’ buat kita semua, buat seluruh elemen dan instrumen bangsa Indonesia. Untuk rekan-rekan suporter Aremania, semoga kita semua dapat memetik ibrah dan hikmah dibalik insiden ini, karena pertandingan sepak bola tidak bisa ditukar dengan nyawa manusia. Begitulah kira-kira!
*) Moch. Atha`Illah Ibnu Salim – CEO Beritabangsa.com
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi beritabangsa.com.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com