BERITABANGSA.COM-LEBONG- Salah satu oknum guru di SDN 54 Desa Daneu Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, melukai wajah dan tangan siswanya hingga berdarah. Akibatnya, wali murid siswa, RN, tidak menerima perlakuan itu.
Dia pun mengancam melaporkan kasus itu ke Polisi karena melanggar Undang undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan perempuan dan anak. Selain itu oknum guru SDN 54 , tak kunjung meminta maaf.
Sebelum orang tua siswa ini melapor ke kepolisian, dia juga meminta agar oknum guru tersebut dimutasi dari sekolahan tersebut
“Belum ada penyelesaian terhadap anak saya, kami selaku orang tua berharap agar guru itu dimutasi dari SDN ini,” ujarnya.
Kata ortu siswa, anaknya masih trauma dan takut bercerita siapa pelakunya. Bahkan anaknya takut menyebut nama guru yang telah menganiayanya.
“Anak saya takut menyebut perbuatan itu disebabkan oleh gurunya,” ujarnya.
Ketua Komite Idak, menegaskan belum ada laporan secara tertulis terkait dugaan penganiyaan terhadap siswa tersebut.
“Kejadian itu saya tahunya dari masyarakat, tetapi tidak ada pelaporan ke Ketua Komite ada dugaan kasus penganiayaan,” ujar Idak.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN No 54 Lebong Provinsi Bengkulu, Ansori, mengaku dugaan penganiayaan itu telah diselesaikan di sekolah.
Ansori mengakui dugaan penganiyaan terjadi pada Senin, 1 Agustus 2022 lalu.
Dari situ, oknum guru memberi keterangan. Katanya, siswa atau korban mencoret meja memakai tip ex.
“Saya spontan mencoret wajah siswa memakai tip ex juga,” ujarnya.
Oknum ini mengaku salah dan khilaf sehingga dia spontan mencoret wajah siswanya karena tak memperkenankan siswa mencoret meja.
Pada Jumat, 05 Agustus 2022, Kepala Sekolah Ansori, mempertemukan wali murid dan guru untuk didamaikan. Sialnya, ungkapan Kasek ini jauh dari kenyataan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com
