Oleh: Avika Mauidhotul Khasanah (*)
BERITA mengenai kasus kekerasan/pelecehan seksual selalu berhasil menyita perhatian publik.
Pasalnya, bentuk dan pola kejahatan yang dilakukan para pelaku selalu mengalami pergeseran dari waktu ke waktu.
Karakteristik kejahatan juga mengalami peningkatan secara signifikan seiring dengan perkembangan masyarakat. Tidak heran, jika kemajuan sebuah teknologi dalam suatu masyarakat juga akan berpotensi menimbulkan kejahatan dalam dimensi atau ruang yang sama, yakni kejahatan cyber.
Lantas, bagaimana perkembangan dan kemajuan perekonomian dalam suatu negara terhadap kejahatan yang timbul sebab adanya dongeng-dongeng pertumbuhan ekonomi yang menganakemaskan industrialisasi?
Sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, tenaga kerja memiliki peranan serta kedudukan yang sangat penting dalam mendukung peningkatan pendapatan nasional melalui faktor produksi. Bahkan, kehadiran para tenaga kerja ini sengaja dipersiapkan untuk mendukung pembangunan nasional Indonesia (man power planning).
Namun pertumbuhan penduduk yang tinggi apabila tidak didukung dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai, maka akan menciptakan persaingan yang luar biasa, terlebih susahnya mencari pekerjaan bagi masyarakat di usia produktif. Dunia kerja selaiknya lahan untuk berkompetisi ini tak ubahnya menjadi ajang untuk bertahan dan berusaha untuk mengamankan diri sendiri sebagai pelaku yang menghasilkan barang atau jasa. Didukung oleh kondisi sosial-ekonomi masyarakat terkait kebutuhan hidup dan tantangan untuk memenuhinya.
