Obat dan keakuratan profesi farmasi
Obat merupakan salah satu bahan yang dapat mengobati pasien. Di mana obat tersebut sebagai penyembuh penyakit.
Namun, obat sendiri dapat menjadikan racun ataupun bahan yang berbahaya jika mengkonsumsi berlebihan atau melebihi dosisnya yang tidak setara dengan takaran.
Dengan hal ini menjadi beban tersendiri bagi mereka yang mengambil jurusan Farmasi. Karena hal itu, mereka sendiri tidak boleh melakukan kesalahan terhadap pembuatan obat atau meracik obat yang akan dipasarkan nantinya.
Alat praktikum umumnya mereka yang mengambil jurusan Farmasi atau juga yang bekerja di bidang Farmasi mereka tidaklah asing lagi dengan alat praktikum. Menggunakan alat praktikum tidaklah mudah dan tidaklah bisa dilakukan secara sembarangan.
Umumnya para mahasiswa dihadapi oleh para dosen untuk melakukan kegiatan atau pembuatan obat sesuai dengan prosedurnya.
Apoteker dan farmasi bukanlah hal yang sama. Seorang Apoteker juga merupakan lulusan dari sarjana Farmasi tetapi juga harus melewati lulus ujian kompetensi untuk bisa bekerja di posisi itu.
Maka dari itu Apoteker bukanlah hanya lulusan dari sarjana Farmasi tetapi juga harus melewati hasil uji kompeten yang harus mereka hadapi sebelum menjadi Apoteker. Selama masa pendidikan mereka harus menguasai ilmu Kimia serta ilmu bidang kesehatan.
Oleh karena itu, jika ingin mencapai layanan kefarmasian secara maksimal maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai peran dan tanggung jawab Farmasi yang setiap tahunnya terus berkembang, dari pengelolaan obat hingga pelayanan komprehensif yang berorientasi kepada pasien.
*Oleh: Elsa Aurelia Oktaviani
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi beritabangsa.com
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
