1. Benahi Psikologi
The Green Force julukan Persebaya pada musim ini diisi mayoritas skuad termuda di Liga 1 dan tim termuda sepanjang sejarah klub ini selama mengikuti kompetisi Liga Indonesia sejak 1994. Tidak kita pungkiri, pemain muda memiliki stamina lebih baik dan semangat berlipat untuk membuktikan diri. Semangat adalah modal dasar filosofi taktik Aji Santoso yang menekankan intensitas serangan sepanjang pertandingan.
Namun memainkan pemain muda dalam sebuah kompetisi level yang panjang itu sangat riskan. Mereka bukan produk matang yang sudah jadi, masih perlu terus diasah dan dipertajam. Pengalaman membentuk mentalitas, dan tanpa pengalaman yang memadai, mental pemain muda akan mudah patah dalam situasi tertekan. Karena tekanan semakin besar, mereka bermain di sebuah klub yang memiliki nama besar dengan suporter yang sangat fanatik.
Di sinilah dibutuhkan peran psikolog untuk menyervis, menyetting ulang mental para pemain muda ini. Dalam buku ‘Believe Us’ karya Melissa Reddy, Jurgen Klopp mengatakan, saat pertama kali datang, keadaan psikologis pemain bahkan lebih buruk dari yang dia takutkan. “Para pemain itu jelas mendengarkan semua suara yang mengatakan bahwa mereka tidak cukup baik untuk klub atau saya tidak sabar untuk menyingkirkan mereka,” katanya.
Hal pertama yang dilakukan Klopp saat mengembalikan reputasi Liverpool adalah membenahi psikologi klub. Bukan hanya pemain, tapi juga semua orang yang terlibat sehari-hari di Liverpool. Ia mengubah suasana hati di lingkungan klub lebih bercerita dan optimistis. Tak ada lagi kemurungan. Hal serupa bisa dilakukan Persebaya. Semangat para pemain dan official harus segera dibangkitkan.
Dan lagi seperti Carlo Ancelotti dalam buku Quiet Leadership menegaskan bahwa aspek psikologi krusial dalam sebuah tim. “Pola pikir rekan setim dan tim Anda akan mendorong kesuksesan. Beri orang kepercayaan diri untuk menjadi diri,” katanya. Hal yang terpenting adalah pemain harus memahami bahwa psikolog profesional dalam sebuah tim bertujuan untuk membantu dan bukan mengkritisi.
