BERITABANGSA.ID, MALANG – Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) memberi atensi agar kompetensi dokter emergensi.
Kompetensi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, pelayanan pra-rumah sakit, maupun dalam penanganan bencana.
Dokter perlu memiliki kemampuan yang lebih mumpuni untuk menghadapi situasi darurat yang semakin kompleks.
“Kami fokus memberi atensi pada sejumlah isu krusial penanganan kegawatdaruratan yang akhir-akhir perlu disikapi,” ujar Ketua Perdamsi dokter Bobi Prabowo, Kamis (21/11/2024).
Peningkatan kompetensi dokter emergensi yang bekerja di IGD Rumah Sakit (RS), pelayanan pra-RS, dan kebencanaan menjadi salah satu isu penting kegawatdaruratan yang telah dibahas serius oleh Perdamsi dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) di Bandung, pada 16-17 November 2024 lalu.
“Atensi PERDAMSI melalui forum PIT tersebut dengan harapan untuk pelayanan kedepan yang lebih baik,” kata dr. Bobi Pabowo, yang juga Ketua Kolegium Kedokteran Emergensi ini.
Sementara, Ketua Panitia PIT EM VII, dr Andri Octavalen, mengatakan, pertemuan ilmiah Perdamsi yang digelar kali ini mengambil tema “Building Future Emergency Care: Navigating Challenges Improving Outcomes.”
Menurut dr Andri acara yang dihadiri oleh para ahli emergensi dari seluruh Indonesia ini, menjadi ajang berbagi pengetahuan, pengalaman, serta membahas tantangan dan solusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan perawatan darurat di tanah air.
Gelaran PIT Perdamsi juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lainnya, seperti pameran alat kesehatan terbaru, workshop, lomba poster ilmiah, dan RED Battle.
Salah satu moment penting dalam PIT VII adalah penyematan gelar Fellow of the Indonesian College of Emergency Physicians (FICEP), saat convocation oleh Kolegium Kedokteran Emergensi.
Gelar FICEP sendiri merupakan pengakuan atas kompentensi dan dedikasi tinggi para dokter spesialis emergensi dalam memberikan pelayanan kesehatan darurat.
Saat ini banyak dokter yang masih muda fresh baru lulus langsung bekerja di IGD. Tentu diperlukan ilmu pengetahuan dan skill dalam memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat.
“Untuk itu diperlukan temu ilmiah gawat darurat ini tiap tahun guna meningkatkan kompetensi di bidang gawat darurat di IGD, pelayanan pra rs dan bencana,” pungkas dr Bobi Prabowo.