Oleh : Putri Wifa Maulyda *
Setiap tahun, umat Islam menjalani satu bulan penuh puasa, yakni Ramadan. Banyak sisi menarik selama Ramadan hadir.
Salah satunya, kegemaran warga umat Islam dan Non Islam (Nonis), berbagai kalangan untuk berburu takjil.
Takjil, adalah makanan pembuka buka puasa berbentuk kue, jajanan, kudapan, dan makanan menarik lainnya.
Jualannya di area kuliner dan di pinggir jalan. Tak jarang arus lalu lintas jadi padat bukan main menjelang maghrib. Di situlah kehebohan dan keseruan berburu menu takjil.
Di sisi lain, kondisi itu dinanti para pelaku kejahatan. Di saat arus padat dan ramai pengunjung, angka laporan kehilangan barang pun meningkat.
Ada yang melapor ke sekuriti area, warung, dan spot kuliner mereka telah jadi korban pencopetan.
Di saat waktu menjelang berbuka puasa, bergerombol pedagang penjual takjil. Menarik minat pengguna jalan untuk membeli.
Dengan minat tinggi, akhirnya membuat area ini berjubel dan berdesak-desakan. Di saat itulah potensi tindak kejahatan mengiringi.
Salah satu yang terjadi kemarin, menimpa teman penulis, mahasiswi UIN SGD Bandung jurusan Biologi, bernama Rahadatul Aisyi.
Dia jadi korban pencopetan. Pada Rabu, 13 Maret 2024 kemarin, kala itu dia hendak melengkapi menu berbuka puasa dengan membeli aneka makanan gorengan.
Aisyi ditemani seorang teman lagi. Mereka asyik antre menunggu penganan matang yang sedant digoreng.
Tak terasa tas yang dicangklongnya posisi terbuka.
