Seni Budaya

Masyarakat Jember Mulai Gandrungi Wayang Kulit

522
×

Masyarakat Jember Mulai Gandrungi Wayang Kulit

Sebarkan artikel ini
Wayang kulit
Bupati Jember Hendy Siswanto, memberikan cinderamata kepada dalang cilik Sheilo Dwistanoka Az-Zahra, dalam acara pentas seni, Selasa (2/5/2023)

BERITABANGSA.ID – JEMBER – Belakangan ini, kesenian wayang kulit semakin digandrungi masyarakat Kabupaten Jember, terutama siswa SMP, SMA hingga mahasiswa.

Hal itu dapat dilihat dari banyaknya siswa/mahasiswa yang berminat untuk belajar mendalang, salah satunya kepada dalang Andik Feri Bisono, warga Kecamatan Gumukmas, untuk belajar mendalang.

Menurut dalang yang akrab disapa Ki Andik ini, anak-anak tersebut belajar bersama dalam sebuah komunitas Persatuan Dalang Taruna Jember (Padatajem), dibawah binaannya.

“Ada sekitar 30 adik-adik yang ada, itu yang belajar ke saya, belum ke yang lain. Itu diluar yang sudah senior (masih pelajar – red) atau yang sudah punya pasar, yang sudah diakui oleh masyarakat,” ucapnya.

Baru-baru ini, Ki Andik bersama salah seorang dalang cilik binaannya, Sheilo Dwistanoka Az-Zahra, terus menunjukkan eksistensi wayang kulit pada event pertunjukan seni budaya di Alun-alun Kota pada Selasa, 2 Mei 2023 malam.

Di mana pertunjukan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Jember Hendy Siswanto, Wakil Bupati (Wabup) MB Firjaun Barlaman, Sekretaris Daerah (Sekda) Arief Tjahjono, beberapa OPD dan stakeholder terkait hingga puluhan masyarakat yang berkunjung ke Alun-alun Kota.

Di depan para petinggi Kabupaten Jember, Sheilo yang merupakan siswa SMP Negeri 1 Kencong dengan penuh percaya diri menunjukkan kemampuannya dalam memainkan wayang kulit di hadapan para penonton.

Kelihaiannya dalam menceritakan sebuah lakon tokoh wayang, membuat Bupati Hendy berdecak kagum sambil sesekali bertepuk tangan.

Tak heran jika penampilan Sheilo cukup memesona, pasalnya dalang cilik binaan Ki Andik ini pernah menyabet juara favorit dalam kompetisi Sabet Wayang Kulit oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Seni Pedalangan, Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta) yang diikuti oleh pedalang dari berbagai kabupaten/kota beberapa waktu lalu.

Sayangnya perkembangan wayang kulit kerapkali tersendat lantaran terkendala biaya peralatan yang cukup mahal.

“Harapannya seni budaya khususnya pedalangan nanti bisa diajarkan di sekolah-sekolah. Tapi di sekolah kan peralatan wayang kulit ala kadarnya, sehingga membuat siswa kurang tertarik untuk belajar,” ungkap Ki Andik.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *