Terkini

Tegas, NU Tolak Pendirian Khilafah dan Dukung PBB Ciptakan Kedamaian

130
×

Tegas, NU Tolak Pendirian Khilafah dan Dukung PBB Ciptakan Kedamaian

Sebarkan artikel ini
NU Tolak Khilafah
Resepsi Harlah 1 Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo

Sejarah menunjukkan, kekacauan karena perang pada akhirnya akan selalu didampingi dengan penghancuran yang luas atas rumah ibadah, hilangnya nyawa manusia, hancurnya akhlak, keluarga dan harta benda.

Dalam pandangan Nahdlatul Ulama, cara yang paling tepat dan manjur untuk mewujudkan kemaslahatan umat Islam sedunia adalah dengan memperkuat kesejahteraan dan kemaslahatan seluruh umat manusia, baik muslim dan nonmuslim serta mengakui adanya persaudaraan seluruh manusia anak cucu Nabi Adam.

Scroll untuk melihat berita

Perserikatan bangsa-bangsa berikut piagamnya memanglah tidak sempurna dan harus diakui masih mengandung masalah hingga saat ini.

Namun demikian, piagam PBB itu dimaksudkan sejak awal sebagai upaya untuk mengakhiri perang yang amat merusak dan praktik-praktik biadab yang mencirikan hubungan internasional sepanjang sejarah manusia.

Karena itu, piagam PBB dan PBB itu sendiri bisa menjadi dasar yang paling kokoh dan yang tersedia untuk mengembangkan fikih baru guna menegakkan masa depan peradaban manusia yang damai dan harmonis.

Daripada bercita-cita dan berusaha untuk menyatupadukan seluruh umat Islam dalam negara tunggal sedunia, yaitu negara khilafah, Nahdlatul Ulama memilih jalan lain, mengajak umat Islam untuk menempuh visi baru, mengembangkan wacana baru tentang fikih.

Yaitu fikih yang akan dapat mencegah eksploitasi atas identitas, menangkal penyebaran kebencian antar golongan, mendukung solidaritas, dan saling menghargai perbedaan di antara manusia, budaya dan bangsa-bangsa di dunia, serta mendukung lahirnya tatanan dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis, tatanan yang didasarkan pada penghargaan atas hak-hak yang setara serta martabat setiap umat manusia.

“Visi yang seperti inilah yang justru akan mampu mewujudkan tujuan-tujuan pokok syariah,” kata Yenny Wahid mengakhiri terjemahannya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *