Lanjut Yuni Atmi, tidak ditemukan pakem yang menonjol dari struktur ataupun bentuk di kawasan situs dimaksud. Hanya saja menemukan ukuran bata yang masih belum pernah didapatkan di era kerajaan Majapahit.
“Kalau bata di Majapahit itu, paling tebal ukurannya kita dapat 7 sentimeter. Sedangkan bata di sini kita dapatkan dengan ukuran ketebalan ukuran sampai 11 cmsentimeter,” jelasnya di lokasi ekskavasi.
Disinggung arah hadap bangunan diduga candi di akhir proses ekskavasi, Yuni mengaku belum bisa memastikan hingga kini. Sebabnya, struktur tangga dalam bangunan dimaksud masih belum terlihat utuh.
“Iyah, masih belum jelas arah hadapnya, apakah ke barat atau ke timur. Begitu juga dengan alirannya, kami masih belum bisa, karena ekskavasi ini sementara. Tapi kalau temuan di sekitar kawasan ekskavasi, yaitu Yoni sebenarnya sudah bisa. Akan tetapi Yoni itu belum kita ambil, kemungkinan di tahap ekskavasi selanjutnya,” katanya.
Sementara itu pihaknya memastikan jika saat ini, sudah menemukan ujung struktur bangunan dari arah tenggara dan timur laut. Sehingga menurutnya luas bangunan itu sudah bisa diperkirakan.
“Jadi kami sampai saat ini, sudah bisa memperkirakan luas bangunan di kawasan ini. Dimensinya itu persegi, semuanya terhitung 9,9. Cuma saja tinggal satu sudut yang masih belum kita temukan, yaitu dari arah barat lautnya,” paparnya.
“Untuk sementara proses ini, kami hanya fokus menggali dari sisi selatan dan timur. Tapi itupun dari arah timur hanya beb beberapa persen, kalau di timurnya lagi yang di sekitar Yoni itu belum masuk. Mungkin ditahap berikutnya, jadi cuma begitu hasilnya,” lanjutnya.
Sementara Pahadi, arkeolog BPK wilayah XI Jatim lainnya, menjelaskan jika penggalian di sisi timur Situs Blawu, menemukan struktur yang membentang 2 meter dari barat ke timur.
