Sejarah

Kasad Revitalisasi Cagar Budaya Makam Auliya Sono – Sidoarjo

47
×

Kasad Revitalisasi Cagar Budaya Makam Auliya Sono – Sidoarjo

Sebarkan artikel ini
Gubernur Khofifah saat meletakkan batu pertama

BERITABANGSA.COM-SIDOARJO- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mendukung dan mengapresiasi upaya revitalisasi makam auliya. Hal itu akan jadi pengungkit peradaban keilmuan di Sidoarjo.

Demikian diungkap Khofifah saat mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam peletakan batu pertama revitalisasi Cagar Budaya Makam Auliya’ di Asrama Gupusjat Optronik II Puspalad, Desa Sono Kecamatan Buduran, Rabu (31/8/2022).

Scroll untuk melihat berita

Sebelum prosesi peletakan batu pertama, KSAD didampingi Gubernur Jatim, Pangdam, Kapolda, Ketua PWNU Jatim dan Bupati Sidoarjo melakukan ziarah di makam para Auliya’ Sono sekaligus meninjau maket revitalisasi makam yang berada di dalam kompleks militer Gupusjat TNI AD di Sidoarjo.

Sebagai informasi, makam Auliya’ di kawasan Desa Sono, Kabupaten Sidoarjo, merupakan situs makam leluhur cikal bakal pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Pada kompleks pemakaman tersebut, terdapat makam para Auliya, di antaranya Kiai Muhaiyin, Kiai Abu Mansur, dan Kiai Zarkasi.

Apalagi, Ponpes Sono di Kabupaten Sidoarjo ini juga merupakan tempat beguru pendiri sekaligus Rais Akbar NU, Kiai Hasyim Asyari.

Kata Khofifah revitalisasi ini sebagai bentuk penghormatan bagi para ulama pejuang sejaligus para Auliya’.

“Saya berharap, dengan peletakan batu pertama kali ini, juga menjadi landasan dari dasar spirit kebangsaan Indonesia,” ujar Khofifah.. Ini

Ketua Umum Muslimat NU berharap, dengan adanya revitalisasi makam Sono dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk melakukan ziarah dengan nyaman, karena fasilitas yang ada telah dikembangkan.

“Agar masyarakat juga mendapatkan pengetahuan baru, jika pada 200 tahun lalu, Sidoarjo merupakan puncak peradaban nasional karena ulama besar lahir dari dari tempat ini,” kata Khofifah.

Terakhir, dia berpesan pada generasi muda, dengan kegigihan para ulama beserta dzurriyahnya dapat menjadi teladan.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang juga menghargai jasa para pahlawannya,” tutup Khofifah.

Sementara itu, KSAD Jenderal Dudung mengatakan pihaknya mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kodam V Brawijaya dengan Pemkab Sidoarjo dalam rangka program revitalisasi Makam Auliya’ di kawasan Desa Sono.

“Saya memberikan apresiasi dan penghargaan atas progres kelancaran revitalisasi ini sesuai dengan harapan, ” ujarnya.

“Makam ini memiliki nilai historis yang penting bagi masyarakat Sidoarjo. Ponpes Sono yang terkenal dengan melahirkan sejumlah Kiai besar termasuk Kiai Haji Hasyim Asyari,” ujar KSAD Dudung.

Lebih lanjut KSAD, dengan dipugarnya kompleks makam Sono di Kabupaten Sidoarjo, memberikan bukti jika 200 tahun lalu Sidoarjo merupakan pusat peradaban Islam.

“Beberapa waktu yang lalu saya datang ke sini bertemu dengan bupati. Kemudian diceritakan bupati tentang sejarah, bagaimana penjajah Jepang kemudian berkumpul di sini mengatur siasat syuhada,” jelasnya.

Menurutnya, hal ini membuktikan jika Ponpes Sono bukan hanya serta merta merupakan sebuah pesantren, namun banyak Syuhada serta Ulama di desa ini yang turut ikut memerdekakan bangsa.

“Saya terketuk, saya merasa ini sudah lama ini harus dijadikan cagar budaya. Dalam hati saya, yang mendirikan bangsa, yang memerdekakan bangsa serta yang menghormati bangsa sendiri kok susah. Maka saya segera berkoordinasi untuk mengatur revitalisasi. Saya juga NU, dulunya saya nyantri,” cerita KSAD.

Terakhir, KSAD berharap dengan revitalisasi kompleks Makam Sono seluas 21 hektare ini dapat memberikan manfaat bagi para umat.

“Ini untuk kepentingan umat, yang mana umat adalah yang memiliki negara. Jadi untuk kepentingan umat, jangan terlalu banyak dipikir tapi dilakukan. Saya berharap revitalisasi ini sebenarnya lebih diperluas,” ujarnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *