Terkini

Pembangunan Masjid Tak Kunjung Rampung, Warga Ngampel Bojonegoro Tuding Kades Selewengkan Donasi

272
×

Pembangunan Masjid Tak Kunjung Rampung, Warga Ngampel Bojonegoro Tuding Kades Selewengkan Donasi

Sebarkan artikel ini
Masjid
Terlihat bangunan Masjid Jami Miftahul Huda yang mangkrak, terdapat spanduk bentuk protes warga. Foto: Suyati

BERITABANGSA.ID, BOJONEGORO — Gara-gara pembangunan masjid jami tak kunjung rampung warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, geram kepada kepala desa (Kades), mengingat janji kampanyenya.

Kini warga menuntut janji Kades Ngampel, Purwanto. Kala kampanye pemilihan kepala desa (Pilkades), dia berjanji akan membangun masjid dengan dana yang telah disiapkan sebanyak Rp2 miliar.

Tidak hanya itu, tak terwujudnya janji yang diucapkan Kades ini diwarnai rumor diduga telah melakukan penyelewengan uang donasi masjid.

Bendahara Masjid Jami Miftahul Huda, Desa Ngampel, Suyono mengungkapkan kekesalannya sebab janji Kades tak sesuai.

Dia menempelkan spanduk bertuliskan “Besi ini bernilai puluhan juta, rusak’ dari jariyah umat “Apa dia” sudah tidak takut karma dan dosa.”

“Dulu di saat Pilkades Ngampel tahun 2022, Pak Purwanto menjanjikan akan membangun Masjid dengan dana pribadi beliau,” kata Suyono kepada Beritabangsa.id, Jumat (13/6/2025).

Namun, kata Suyono, faktanya setelah menjadi Kades, Purwanto malah meminta uang kas masjid sebanyak Rp170 juta. Masih ditambah mendapat dana sumbangan Rp200 juta dari Pertamina EP Sukowati.

“Saat akan Pilkades, Pak Purwanto datang mengiming-imingi akan membangun Masjid dengan dana Rp2 miliar, dia bilang kalau setelah 3 bulan pelantikan Kades langsung dibangun,” ujar Suyono.

“Tapi nyatanya bangunan masjid dibangun setelah bertahun-tahun, itu pun mandek, setelah saya siarkan di masjid dana pembangunan bersumber dari dana kas masjid yang diminta Kades Rp170 Juta, hingga hampir satu tahun ini tidak ada pembangunan lagi,” lanjutnya.

Suyono menjelaskan dana yang masuk tidak hanya dari dua sumber yang dia sebut itu, tetapi banyak donatur yang memberikan berupa uang dan material melalui Kades.

Tetapi Suyono menilai aneh, karena bangunan masjid sedemikian rupa hanya terbangun dengan ukuran 9×9 meter persegi. Bagi dia, hal itu tidak sesuai apa yang dijanjikan Kades saat kampanye.

“Tadi pagi Pak Kades sempat mendatangi saya, beliau minta saya untuk mencopot sepanduk. Karena hal itu saya minta setelah salat Jumat Kades harus menjelaskan kepada masyarakat, tapi Kades meminta rapat diadakan pada malam Selasa,” ungkapnya.

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60