Terkini

Ki Purwa Heritage Festival 2024, Masuk Kategori Gerakan Ecosufisme

91
×

Ki Purwa Heritage Festival 2024, Masuk Kategori Gerakan Ecosufisme

Sebarkan artikel ini
Ecosufisme

BERITABANGSA.ID, JOMBANG – “Tradisi warisan leluhur, bakar hio, kemenyan, sesajen, ke makam, ke punden, jika niatnya tidak meminta kepada selain Allah maka jauh dari kemusyrikan.”

Para leluhur zaman dahulu artinya sudah akrab dengan makhluk lain. Bahkan sebagai penghormatan mereka sudah saling sapa dan tidak saling menyakiti.

banner 300600

Konsepsi keseimbangan ini sudah dipertahankan sejak zaman dahulu, sehingga jarang sekali terjadi bencana. Nah, munculnya bencana belakangan ini mulai banjir, tanah longsor, hingga Covid-19, adalah wujud kerusakan lingkungan.

Sehingga dibutuhkan keseimbangan menjaga alam tetap lestari dan terawat.

Maka dari itu upaya Ki Purwa Heritage Festival (KPHF) 2024 adalah karya pagelaran seni yang akrab dengan lingkungan, menjaga keseimbangan alam.

Menguri-uri budaya warisan leluhur itu bagian dari kembali ke alam, mencintai alam dan menjaga keseimbangan alam atau ecosufisme.

Seperti yang ditegaskan kiai muda Drs Ainurrofiiq biasa disapa Gus Rofiq, dari keluarga besar Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang ini saat memberi tausiyah di acara malam full religi di ajang KPHF 2024.

Rangkaian religi itu menginjak di hari ke-8 yakni, Jumat, 12 Juli 2024. Di hari itu rangkaian kegiatan berupa khotmil Alquran pagi sampai sore. Dilanjut tahlil kirim doa, istirahat sampai maghrib. Bakda Isya dilanjut samroh ibu-ibu Pulorejo, dilanjut Gus Rofik dan Hadrah Al Banjari.

Menurut Gus Rofik, tradisi leluhur menunjukkan bahwa leluhur zaman dahulu sudah mengamalkan berakrab dengan makhluk selain manusia. Semisal tanaman, batu, air, sungai, kolam, dan bahkan sampai makhluk lain, yakni jin, dedemit, menjaga tempat yang keramatkan (dihormati,red).

Namun tidak mengabdi atau menjadi budak jin. Mereka biasanya malah berteman dengan jin. Kondisi itulah yang disebut kepedulian akan alam sekitar dan lingkungan. Selama makhluk itu tidak mengganggu maka tidak elok juga jika dimusuhi.

“Bisa dijadikan teman. Karena jin itu sama-sama makhluk Allah. Tak sedikit kiai yang punya teman sejumlah jin, itu tidak masalah apalagi tidak mereduksi keimanan,” ujarnya.

Kiai muda yang mengaku pernah “tersesat” di HTI ini mengatakan justru orang yang sering mengkafirkan orang lain itulah yang justru menuruti kemauan jin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *