“Intinya kita lebih sering mensosialisasikan kesehatan, program-program inovasi dari Dinas Kesehatan ataupun Puskesmas ke masyarakat, supaya kesehatan masyarakat tetap terus terpantau dan terdeteksi lebih awal,” jelasnya.
Fitria Villa selaku petugas Prolanis (Program Pelayanan Penyakit Kronis), lebih fokus ke permasalahan penyakit-penyakit non kronis atau tidak menular yang di alami oleh masyarakat serta turun langsung di tengah masyarakat untuk menyosialisasikan agar lebih cepat penanganannya.
“Untuk penyuluhan atau sosialisasi, kita fokuskan ke diabetes, hipertensi. Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120”, tuturnya
Fitria mengimbau kemasyarakatan apabila yang mengalami penyakit hipertensi dan diabetes yang mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Kartu Indonesia Sehat (KIS), agar berobat ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat I, di Puskesmas Pucanglaban.
“Jadi masyarakat yang punya Jkn dan Kis yang punya penyakit/riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, yang terdaftar di Faskes tersebut/Faskes tingkat 1.
Bertujuan untuk pemantauan kesehatannya, adapun kegiatanya meliputi senam (tidak wajib), yang wajib itu lebih mengecek kesehatan tiap bulan ke Penyuluh Kesehatan Masyarakat (Pkm) dan dalam 6 bulan sekali ikut laborat rutin untuk pemeriksaan lebih lengkap,” tutupnya.
Adapun fungsi Promkes itu sendiri selain sebagai corong pemerintah untuk promosi di bidang kesehatan, juga berfungsi sebagai penyaring informasi langsung di tengah masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di tingkat masyarakat dapat menjadi sebuah media efektif untuk mengumpulkan data dan informasi yang kemudian dapat dianalisa, diolah, dan digunakan sebagai informasi penunjang untuk merancang perencanaan dan pelaksanaan berbagai macam program promosi kesehatan selanjutnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
