Selama safari politik di Jatim, Atikoh seringkali memilih blusukan ke pasar. Berbeda dengan suaminya, Ganjar Pranowo, yang lebih memilih blusukan ke rumah-rumah warga.
Menurutnya, pasar tradisional selalu jadi jujukan utamanya untuk menampung aspirasi masyarakat.
Mayoritas, kata Atikoh, para pedagang mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pangan hingga pasokan barang di pasar. Keluhan itu juga datang dari para pedagang di Pasar Bareng pagi tadi.
“Saya blusukan ke pasar ini untuk memperbandingkan dari tiap-tiap daerah apakah keluhannya sama? Ternyata hampir sama keluhannya, dari sisi kestabilan harga. Tadi juga ada keluhan dari pedagang soal harga jagung yang tinggi sekali,” ucapnya.
Setelah blusukan, Atikoh langsung mengajak rombongan dan warga sekitar untuk sarapan bareng. Menu yang disantap pagi itu adalah nasi pecel. Ia memborong pecel yang ada di Pasar Bareng.
Selanjutnya, ia menuju pabrik sepatu Venesia yang berada tidak jauh dari Pasar Bareng. Di sini ia melihat produksi sepatu-sepatu yang dijual ekspor.
Atikoh mengatakan, hasil safari politiknya di Jatim akan disampaikan ke Ganjar. Harapannya, keluhan masyarakat yang didapat selama di Jatim bisa direalisasikan oleh pasangan capres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud ketika memenangkan Pemilu 2024.
“Pertama terkait harga kebutuhan yang masih tidak stabil di beberapa tempat. Yang kedua, kemarin bertemu dengan petani yang mengeluhkan pupuk bersubsidi dimana sulit untuk mengaksesnya. Ketiga terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Kemudian terkait dengan pendidikan. Itu higlight yang bisa saya tulis,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id