Opini

Nihilis di Era Tuhan Harta Benda

357
×

Nihilis di Era Tuhan Harta Benda

Sebarkan artikel ini

Oleh: Vikri*

Pencarian makna kehidupan manusia menjadi kausa pembahasan di setiap generasi berganti. Sebagai entitas yang bermukim di bumi, manusia dibekali dengan rasio yang membuatnya terus-menerus mempertanyakan hal serupa. Untuk apa dia hidup, untuk apa dirinya tinggal di muka bumi, untuk apa dan untuk apa yang lain. Sekumpulan pertanyaan yang beberapa akan tetap menjadi misteri.

Scroll untuk melihat berita

Modern ini manusia merubah sudut pandang terhadap dirinya, mereka hanya menjadikan dirinya sebagai objek dan angka dalam berbagai lini kehidupan.

Memasuki abad IX kemudian muncul diskursus Nihilisme yang sebagian besar diambil dari krisis nihilisme Nietzschean yang di kemudian hari muncul dua konsep besar Nihilisme.

Dua ide pokok itu penghancuran nilai-nilai yang lebih tinggi dan penentangan terhadap afirmasi hidup.

Sederhananya aliran ini menolak atau memandang ketiadaan arti terhadap nilai-nilai objektif, tujuan hidup, bahkan makna yang bersifat inheren dalam kehidupan manusia.

Sebagian kalangan juga menggambarkan Nihilisme merupakan suasana umum keputusasaan pada ketidakberartian eksistensi atau menggambarkan kesewenang-wenangan dalam prinsip-prinsip yang dipegang manusia dan lembaga-lembaga sosialnya.

Meski aliran ini sebenarnya dikenal lebih dulu melalui pemikiran era Yunani kuno, terutama para Shopist yang telah mengajukan tiga hal fundamental untuk menanyakan arti kehidupan, yang diantaranya kebenaran objektif yang bersifat mustahil dalam kehidupan. Jika pun ada itu hanya bersifat abstrak.

Setidaknya itu bibit diskursus ini menabur benih meski selanjutnya Friedrich Nietzsche membangun konstruksi pemikiran ini dengan karyanya yang bisa kita lihat di ’Thus Spoke Zarathustra’ dan ’Beyond Good and Evil’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *