Publik Service

Cerita Rahmat Bekerja di Rusia Tak Digaji, Hingga Berhasil Dipulangkan ke Jember

335
×

Cerita Rahmat Bekerja di Rusia Tak Digaji, Hingga Berhasil Dipulangkan ke Jember

Sebarkan artikel ini
Migran Rahmat
Ketiga dari kiri, Rahmat Kurniawan Abadi, pekerja migran diundang ke Kantor Kecamatan Wuluhan pada 28 September 2023 untuk bertemu dengan jajaran pemerintah desa dan kecamatan Wuluhan serta para aktivis SBMI Jember.

Rahmat kemudian diantarkan ke rumah agen pekerja migran yang merupakan warga negara Rusia bernama Yesenia. Dia pun mulai bekerja akhir Oktober 2022 sebagai tukang kebun di rumah agen juga sekaligus majikannya, Yesenia yang berlokasi di Krimea.

“Rumah di Krimea itu merupakan rumah kosong, majikan saya tinggalnya di Moskow, jadi di Krimea saya hanya sendiri, di sana perjanjian kami, saya menerima bersih gaji USD600 per bulan,” ujarnya.

Rahmat melanjutkan ceritanya, dia mengaku menerima gaji bulan pertamanya sebesar USD600 yang oleh majikannya langsung dikirimkan ke keluarganya Rahmat di Indonesia.

Kemudian bulan kedua, dia menerima USD50 saja (dipotong USD 550) karena kesalahannya saat berangkat dari Indonesia ketinggalan pesawat, yang kemudian dijadwal ulang sehingga ada tambahan biaya saat itu.

“Untuk bulan ketiga itu tidak bisa dikirim, alasannya limit transfer ke Indonesia itu minimal USD3000, jadi sama majikan itu dijanjikan 2 bulan sekali, kemudian bulan berikutnya kembali gaji saya tidak bisa dikirim ke Indonesia, katanya limitnya naik lagi menjadi USD5000, bulan berikutnya lagi bilang limitnya naik lagi minimal sekali kirim atau transfer ke Indonesia sebesar USD10.000, ya entah itu bener atau tidak pernyataan majikan saya itu, akhirnya bulan berikutnya atau bulan ketujuh itu saya sudah bingung karena keluarga saya di Indonesia sudah tidak pegang uang lama akhirnya saya melapor ke polisi Rusia,” ujar Rahmat.

Rahmat ketika mau melaporkan bahwa dia tidak digaji, justru Rahmat mendapatkan masalah baru di kantor kepolisian setempat. Dia didenda sebesar 2000 Rubel karena masa izin tinggal yang habis. Sedangkan untuk visanya, Rahmat mengaku visanya masih berlaku.

Karena telah bermasalah, kemudian Rahmat dibawa ke tempat penampungan imigran bermasalah di Moskow. Sedangkan pekerjaannya sebagai tukang kebun di Krimea digantikan orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *