Meski demikian, Gubernur Khofifah merasa ada ketimpangan antara capaian keuangan inklusi dengan literasi keuangan baik nasional maupun Jatim.
Capaian keuangan inklusi di Jatim pada tahun 2022 sudah mencapai 92% sedangkan literasi keuangannya di tahun yang sama berada di angka 54%.
“Mari bersama kita tingkatkan literasi keuangan di tengah masyarakat khususnya bagi pelaku UMKM,” ujarnya.
“Meski capaian kita lebih baik dibanding nasional, tetap saya merasa jomplang antara capaian keuangan inklusi dan literasi keuangan kita. Untuk itu saya ingin mengajak semua pihak, termasuk OJK dan BI serta kekuatan PWI Jatim untuk melakukan literasi keuangan lebih masif lagi,” imbuhnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, saat ini literasi keuangan sama pentingnya dengan literasi digital untuk bisa dipahami oleh para pelaku UMKM.
Untuk itu ke depan ia ingin mengajak insan pers Jatim bersama-sama menguatkan literasi keuangan dan keuangan inklusi pada masyarakat.
Menurut Gubernur Khofifah, literasi digital dan literasi keuangan harus berjalan berseiringan. Orang nomor satu di Jatim ini juga meminta agar OJK dan BI diperkuat PWI bisa memberi penguatan kepada rekan-rekan wartawan, khususnya yang fokus dalam jurnalistik ekonomi.
“Kalau kita melakukan pendalaman kemudian membuat infrastruktur bersama sehingga capaian-capaian ini terukur, saya rasa dari Biro Perekonomian Pemprov akan dengan sukacita menyiapkan program ketjasama tersebut. Sehingga manfaat secara aplikatif itu bisa dirasakan terutama untuk pelaku-pelaku ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah,” jelasnya.