Sementara rakyat dianjurkan untuk membeli. Kalau kualitas baik yaa ada harga. Kalau di umum pasaran, sudah bisa dipastikan tidak bisa tahan lama. Kena hujan sekali bisa rusak.
Warga masyarakat yang tinggal di kawasan blank spot area, jelas jelas meskipun dipasangi STB tetap tidak bisa menikmati siaran TV digital yang dimaksud. Siarannya pun juga terbatas.
Di sinilah peran Persero TV Kabel ini berbicara kembali. Seharusnya pemerintah ingat sejarah berdirinya TV Kabel Nasional. Mereka lahir dari kesulitan rakyat mendapat siaran free to air selama ini. Sejak negara ini merdeka. Tidak ada upaya untuk memudahkan rakyat menangkap siaran TV Nasional secara baik. Selama itulah Pengusaha TV Kabel UMKM ini hadir.
Maka pengusaha TV Kabel Nasional inilah yang dicintai rakyat dibanding provider yang datang silih berganti membawa teknologi parabola mini ke daerah-daerah. Mereka tidak laku. Kalah dengan TV Kabel.
Nah, di sinilah perang dingin dan seringkali terjadi aksi main senjata di lapangan mewarnai bisnis TV kabel agar bertahan hidup.
Apa dan bagaimana nasib TV Kabel di daerah ? Ikuti tulisan bersambung besok.
(Bersambung)
(*) Penulis adalah mantan pengusaha TV Kabel dan Direktur Penyiaran TV Kabel di Jember, Jatim.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi beritabangsa.com.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com