Features

Bagaimana Rasanya Wisuda Tanpa Dihadiri Orangtua? Ini Ungkapan Wisudawan Defi

498
×

Bagaimana Rasanya Wisuda Tanpa Dihadiri Orangtua? Ini Ungkapan Wisudawan Defi

Sebarkan artikel ini
Peserta Wisuda
Para peserta wisuda di Gedung Olahraga Unipdu Jombang (foto : Faiz)

BERITABANGSA.COM-JOMBANG – Wisuda merupakan momen yang paling mengesankan dan paling ditunggu mahasiswa. Apalagi bisa didampingi orang terkasih, pacar hingga orang tua.

Namun angan seperti di atas sirna dan seolah tidak berlaku bagi Defi Fransiska, 22 tahun, wisudawan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) asal Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang ini.

Scroll untuk melihat berita

Defi, hanya bisa duduk menyendiri di salah satu sudut gelanggang olahraga (GOR), tempat dilangsungkannya wisuda Unipdu, hari itu, Minggu, (25/9/2022).

Tak terasa pipinya sudah basah. Berkali-kali dia mengusapnya dengan tisu. Segera tersadar bahwa make up wajahnya bakal luntur jika air mata terus membasahi pipi.

Dia segera berbaur dengan ratusan mahasiswa Unipdu lain yang suka ria mengenakan toga menunggu proses wisuda dimulai. Fakta harus diterima, wisuda kali ini dia tidak ditemani ortunya, karena meninggal beberapa tahun sebelum wisuda.

“Sedih rasanya, teringat ayah dan Ibu. Membayangkan mereka bisa hadir wisuda saya. Apalagi saat melihat teman-teman foto bersama ayah ibu mereka,” ujarnya.

Prosesi wisuda pun dimulai. Ratusan calon wisudawan sudah duduk rapi. Mereka menunggu master of ceremony membacakan susunan acara.

Acara persiapan prosesi wisuda pun dimulai. Sesi pemanggilan nama calon wisudawan pun terdengar. Dengan mengenakan pakaian dan topi khas (Toga) mahasiswa Unipdu termasuk Defi, berjalan menuju panggung tempat Senat pimpinan Universitas berdiri. Tali kucir toga wisudawan digeser ke kanan. Tanda mereka telah diwisuda.

Prosesi wisuda adalah memindahkan tali kucir toga yang dikenakan wisudawan dari kiri ke kanan. Toga sendiri merupakan simbol bahwa mahasiswa telah lulus dan selesai melakukan pembelajaran di kelas dan siap untuk terjun ke masyarakat.

Momentum berarti ini bagi Defi, semakin membuatnya baper. Dia membayangkan bisa didampingi kedua ortunya. Namun harapan itu pun harus dikubur dalam-dalam.

“Alhamdulillah masih ada kakak kandung saya hadir. Siapa yang ndak sedih atau kangen ayah ibu di momen seperti ini,” katanya.

Uniknya, Defi, usai wisuda pagi itu sudah harus menyiapkan diri untuk kembali bekerja.

“Ya maklum kuliah sambil bekerja. Saat wisuda izin, usai wisuda ya balik kerja lagi. Tidak ada jalan-jalan wisata, balik kerja Maa,” jelasnya.

Di balik tekad kuat kuliah sambil bekerja itu Defi, masih menyelipkan hasrat melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2.

“Kita kumpulin uang dulu. Sementara ini saya lebih memilih kerja dulu, mungkin nanti ketika ada rezeki, saya mau lanjut,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, Defi merupakan satu dari 300 lebih wisudawan Unipdu yang digelar di GOR Unipdu Jombang, Minggu (25/9/2022) pukul 08.00 – 13.00 WIB.

Di acara ini hadir Bupati Jombang Mundjidah Wahab. Terlihat Bupati Jombang ini cukup memberi pesan agar wisudawan menjadi lulusan yang akseptabel.

“Wisudawan perlu memiliki keterampilan khusus, agar akseptabel di masyarakat dan profitabel,” jelas Bupati Mundjidah.

Dia berdoa wisudawan Unipdu lancar mendapat pekerjaan, yang belum dapat jodoh ilmu, bisa segera ditemukan ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *