BERITABANGSA.ID, BONDOWOSO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bondowoso menggelar sosialisasi program eco pesantren, di Pondok Pesantren Ra’iyatul Husnan Asrama KH Saiful Haq, Kecamatan Wringin, Kamis (26/06/2025).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 60 peserta, terdiri dari santri putra dan putri, pengasuh, serta para guru Ponpes Ra’iyatul Husnan.
Program Eco Pesantren merupakan bagian dari inisiatif nasional yang bertujuan mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang ramah lingkungan, mandiri energi, dan aktif dalam pelestarian alam.
Kepala DLH Bondowoso, Aris Agung Sungkowo, melalui Kabid Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati, Syahrial Faryl, menyampaikan pesantren memiliki potensi besar sebagai agen perubahan di tengah masyarakat, terutama dalam isu-isu lingkungan hidup.
“Pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga tempat pembentukan karakter. Melalui Eco Pesantren, kita ingin mendorong nilai-nilai Islam yang cinta alam dapat diwujudkan dalam aksi nyata, seperti pengelolaan sampah, pemanfaatan energi terbarukan, hingga pertanian ramah lingkungan,” ujar Syahrial.
Ia menambahkan program Eco Pesantren bukan sekadar slogan, tetapi merupakan program berkelanjutan yang melibatkan edukasi, pendampingan, serta penyediaan teknologi sederhana yang bisa diterapkan di lingkungan pondok.
“Harapan kami, para santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang pelestarian lingkungan. Ini penting agar nantinya mereka bisa menjadi teladan dan pelopor di lingkungan rumah dan masyarakatnya,” tambahnya.
Syahrial juga mengaitkan ajaran Islam dengan pentingnya kebersihan sebagai bagian dari iman.
“Islam sejatinya telah mengajarkan hidup bersih dan rapi. Untuk beribadah saja kita diwajibkan berpakaian bersih, berwudhu untuk menghilangkan kotoran dari badan, dan memastikan tempat ibadah dalam keadaan suci dan nyaman. Semua itu menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Ra’iyatul Husnan, KH Saifurrahman, atau Gus Ipunk, menyambut baik program ini.
Dia berkomitmen menjadikan pesantren sebagai percontohan Eco Pesantren di Kabupaten Bondowoso.
“Islam mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam. Tanpa kesadaran ekologis, kita hanya akan mewariskan kerusakan bagi generasi mendatang. Karena itu, kami akan mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan dalam keseharian para santri,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut dari program tersebut, pesantren telah mengalokasikan lahan khusus untuk pengembangan kebun santri berbasis pertanian organik.
“Kami ingin menciptakan ekosistem pendidikan Islam yang tidak hanya mencetak ulama, tetapi juga pejuang lingkungan,” pungkas Gus Ipunk.
Dalam sosialisasi ini, peserta mendapatkan materi dan pelatihan praktis, meliputi: pengolahan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pembuatan kompos dari limbah dapur pondok, pemasangan biopori dan sumur resapan, pengenalan teknologi panel surya dan energi alternatif.
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal bagi lahirnya pesantren-pesantren ramah lingkungan di Bondowoso.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id