Terkini

Dosen Psikologi Unair Sebut Penerapan RUU KIA Harus Dapat Perhatian

121
×

Dosen Psikologi Unair Sebut Penerapan RUU KIA Harus Dapat Perhatian

Sebarkan artikel ini
Dosen Psikologi
Dr Primatia Yogi Wulandari SPsi MSi Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: Istimewa)

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Dr Primatia Yogi Wulandari SPsi MSi, psikolog, sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), mengatakan pasca ibu melahirkan akan terjadi proses adaptasi baik secara fisik atau psikologis.

Pemberian cuti akan membantu ibu dalam proses adaptasi tersebut tanpa terlalu terpengaruh oleh pikiran tentang beban dan tanggung jawab di tempat kerja.

banner 300600

Tidak hanya pada ibu, masa cuti tersebut juga akan dapat berdampak pada anak.

“Dengan cuti melahirkan selama enam bulan akan memberikan kesempatan terbentuknya kelekatan emosional antara ibu dan anak. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kelekatan emosional akan berdampak baik bagi perkembangan sosio emosional bagi anak,” katanya.

Meski demikian, kesejahteraan ibu akan ditentukan oleh berbagai faktor dan cakupan yang lebih luas. Salah satunya adalah tempat bekerja.

RUU KIA memang telah mengatur sedemikian rupa tentang hak dan kewajiban ibu yang sedang cuti melahirkan.

Namun masih terdapat keraguan dalam penerapannya. Oleh karena itu, penerapan RUU KIA ini juga harus mendapatkan perhatian.

“Beberapa kasus di lapangan justru ibu diminta mengundurkan diri setelah mengajukan cuti melahirkan. Jika terjadi, hal ini akan membuat psikologis ibu menjadi kurang baik. Utamanya pada ibu yang menjadi tulang punggung keluarga,” jelasnya.

Selain itu menurut Primatia RUU ini memiliki kesan bahwa fungsi pengasuhan utama ada pada ibu. Padahal seharusnya fungsi pengasuhan ada pada figur ibu dan ayah.

Primatia berharap dengan adanya RUU ini tidak menghilangkan peran ayah terhadap pengasuhan anak.

“Pengasuhan dalam keluarga menjadi timpang, bila ayah menjadikan kondisi ibu yang cuti melahirkan lebih lama sebagai alasan menyerahkan peran dan fungsi pengasuhan secara dominan kepada ibu,” ungkapnya.

Dalam hal ini Primatia berpesan kepada ibu untuk menikmati setiap momen dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *